Senin 27 Jul 2020 23:19 WIB

Tiga Cara Menjaga Kesehatan Santri dan Anak Asrama

Kesehatan santri dan anak asrama harus diperhatikan, terutama saat pandemi.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Setelah lebih dari dua bulan melakukan kegiatan belajar mengajar di rumah atau jarak jauh dengan menggunakan metode e-learning, para taruna-taruni Politeknik Penerbangan Indonesia (PPI) Curug mulai kembali ke asrama secara bertahap.
Foto: dok. Istimewa
Setelah lebih dari dua bulan melakukan kegiatan belajar mengajar di rumah atau jarak jauh dengan menggunakan metode e-learning, para taruna-taruni Politeknik Penerbangan Indonesia (PPI) Curug mulai kembali ke asrama secara bertahap.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Dr Sri Rezeki Hadinegoro SpA(K) mengungkapkan, santri dan anak-anak asrama harus diperhatikan kesehatannya di masa pandemi seperti saat ini. Ia pun memberikan sejumlah anjuran agar santri dan anak asrama tetap sehat dalam mencari ilmu.

Menurut Sri, hal yang pertama yang harus diperhatikan adalah penyediaan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Ia mengingatkan bahwa banyak penyakit yang datang karena air yang tak bersih.

Baca Juga

"Air minum yang ada di asrama harus benar-benar bersih,” jelas Sri seraya merekomendasikan agar pesantren dan sekolah asrama tak buka dulu di masa transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Air yang tersedia pada sekolah pesantren dan asrama, termasuk air untuk wudhu, harus baik dan dijaga kebersihannya. Sebab, air wudhu digunakan pula untuk berkumur-kumur.

Upaya kedua adalah meningkatkan sanitasi perorangan dan lingkungan. Hal itu termasuk mencegah polusi dalam ruangan.

Pada saat di pesantren dan sekolah asrama, biasanya anak-anak menggunakan alat-alat makan bersama atau barang-barang lain secara bersama. Sri pun menyarankan hal itu perlu ditinjau ulang.

“Sebaiknya memiliki barang-barang itu sendiri, yang terpisah dengan milik teman-teman yang lain,” jelas Sri.

Upaya yang ketiga adalah pemberian imunisasi kepada anak-anak asrama atau santri. Hal itu ditujukan untuk mencegah penyakit dan penularan penyakit tertentu.

Selanjutnya, santri dan anak asrama diserukan untuk menghindari berkumpul dalam jumlah banyak. Hal tersebut termasuk menghindari pertemuan orang banyak di ruang belajar, ruang makan, ruang ibadah, dan ruang tidur di dalam asrama.

Ruangan-ruangan itu, menurut Sri, juga harus dihuni oleh sesedikit mungkin anak-anak dan menerapkan jaga jarak sosial. Dengan begitu, oksigenasi bisa terjaga di ruangan-ruangan tersebut.

“Ventilasi itu sangat penting. Pertukaran udara bagi anak-anak itu sangat penting untuk pertumbuhan otaknya. Jangan kotori dengan polusi ruangan, seperti asap rokok atau asap dari dapur,” jelas Sri.

Hal yang penting juga adalah hubungan antara pondok pesantren dan dinas kesehatan (dinkes) yang berada di tiap pemerintah daerah. Pemeliharaan kesehatan anak-anak asrama atau santri harus dipantau oleh Dinkes.

“Hal ini ditujukan agar bisa mendeteksi infeksi yang menular, sehingga penanganan pun bisa sesegera mungkin dan tidak sampai terlambat. Termasuk rujukan fasilitas kesehatan,” jelas dia.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement