Senin 27 Jul 2020 21:48 WIB

Tinjau Operasional Industri, BKPM Pastikan Tak Ada PHK

Industri boleh beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meninjau kegiatan operasional beberapa perusahaan di tengah pandemi Covid-19.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meninjau kegiatan operasional beberapa perusahaan di tengah pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meninjau kegiatan operasional beberapa perusahaan di tengah pandemi Covid-19. Di antaranya ke perusahaan industri padat karya yang dikunjungi yaitu PT Taekwang Industrial Indonesia (TKII) di Subang, Jawa Barat.

Perlu diketahui, TKII merupakan perusahaan Korea Selatan yang bergerak di industri alas kaki di Indonesia. Perusahaan ini telah berdiri sejak 9 November 2011 dan memiliki nilai investasi sebesar 160 juta dolar AS.

Saat ini TKII mampu menghasilkan sekitar 2 juta pasang sepatu per bulan yang 100 persen hasilnya diekspor. Penghasilan dari penjualan sepatu tersebut, kini mencapai 350 juta dolar AS per tahun. 

TKII pun mempekerjakan 25 ribu tenaga kerja Indonesia yang semuanya masih bekerja selama pandemi. Kepala BKPM mengapresiasi perusahaan itu karena tetap mempekerjakan karyawan selama Covid-19.

“Silakan tetap berproduksi, tetapi tetap dijaga betul protokol kesehatan. Kita harus menyiasati agar kesehatan selamat dan bisnis tetap jalan. Tidak boleh ada pemutusan hubungan kerja (PHK)," ujar Bahlil melalui keterangan resmi pada Senin (27/7).

Ia menegaskan, jika perusahaan kesulitan beroperasi, bisa mendiskusikannya dengan BKPM. "Kita cari solusinya. Kita bicarakan dengan pemerintah pusat, daerah, DPMPTSP Provinsi dan Kabupaten. Pokoknya tidak boleh ada PHK,” tegas Bahlil.

Presiden Direktur PT Taekwang Industrial Indonesia Lee Young Suk berterima kasih atas dukungan BKPM, Pemprov Jawa Barat, dan Pemkab Subang atas kenyamanan kegiatan usaha yang diberikan. 

“TKII melakukan strategi. Walaupun mengalami masa sulit dengan merubah hari dan jam kerja, tidak ada satu karyawan pun yang kami PHK. Ini dapat terjadi berkat manajemen bisnis kami yang selalu mengutamakan maju bersama dengan masyarakat sekitar,” ujarnya.

TKII memiliki luas lahan pabrik sebesar 44 hektare lebih, tetapi yang sudah dibangun baru sekitar 27 hektare. Perusahaan memprediksi, sampai 2025, investasinya akan bertambah sebanyak 100 juta dolar AS.

“Saat ini produksi kami sebanyak 2 juta pasang sepatu per bulan, akan kami tambahkan menjadi 4 juta pasang sepatu per bulan. Jadi kami berencana mewujudkan tempat kerja baik bagi karyawan yang akan berjumlah 40 ribu orang,” kata Lee.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement