Senin 27 Jul 2020 18:18 WIB

Pandemi, PTS Perlu Siasati Kerja Sama dan Pemasaran

UII telah melakukan penguatan infrastruktur digital sebelum pandemi muncul.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus UII Yogyakarta.
Foto: Wahyu Suryana.
Kampus UII Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pandemi Covid-19 yang melanda dunia memaksa perubahan kepada dunia pendidikan, termasuk kepada perguruan tinggi. Perubahan itu turut menuntut perubahan strategi, termasuk strategi kerja sama maupun strategi pemasaran.

Wakil Rektor Bidang Networking dan Kewirausahaan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Wiryono Raharjo mengatakan, perlu ada perubahan prioritas. Yang semulanya pembangunan infrastruktur fisik, kini jadi penguatan infrastruktur digital.

UII sendiri telah melakukan penguatan infrastruktur digital sebelum pandemi muncul. Salah satunya pembukaan akses jaringan Eduroam, wadah civitas dapat mengakses internet secara aman saat melakukan kunjungan ke universitas lain.

Lalu, UII mengemban kerja sama internasional program Erasmus+. Ini dukungan pendidikan, pelatihan dan olah raga Uni Eropa, dan UII berpeluang mengikuti International Credit Mobility dan Capacity Building for Higher Education.

Wiryono menekankan, internasionalisasi bukan cuma milik mahasiswa, dan UII mendukung internasionalisasi dosen dan tenaga kependidikan. Untuk Erasmus+, salah satu programnya Erasmus Build, digelar bersama 11 universitas lain.

"Terdiri dari tujuh universitas di Indonesia, dan empat universitas dari Uni Eropa. Salah satunya bertujuan mengembangkan web portal ketahanan bencana," kata Wiryono, dalam webinar yang digelar UII, Unissula, NUNI, dan BKS PTIS.

Erasmus+ memang tidak dapat diaplikasikan sendirian, tapi perlu mitra kerja sama negara-negara Uni Eropa. Karenanya, sejak awal UII bekerja sama dengan universitas-universitas Uni Eropa yang disiasati dan dilakukan virtual.

Walau dilanda disrupsi dan pandemi, Wiryono mengakui kemitraan internasional tetap penting untuk dirawat. Ia menegaskan, UII sangat terbuka ke siapa saja yang ingin berkolaborasi dalam membangun kemitraan-kemitraan internasional. "Juga, siap membantu membuka hubungan ke mitra-mitra yang telah terjalin dengan UII," ujarnya.

Terpisah, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Jawa Tengah, M Qomaruddin, menjelaskan strategi pemasaran selama pandemi. Apalagi, mayoritas tahu Unissula lewat keluarga, situs web, dan media sosial.

Ia mengingatkan, ada tantangan baru akibat pandemi Covid-19. Sebab, darurat kesehatan mengharuskan pembatasan sosial, protokol kesehatan, dan munculnya kebiasaan baru. Di bidang ekonomi, terjadi penurunan pendapatan masyarakat.

Untuk itu, Unissula merumuskan beberapa strategi pemasaran selama pandemi. Mulai pendaftaran dari rumah, optimalisasi basis data, kerja sama sekolah, kampanye sosial media, pemasaran digital dan penguatan spiritualitas.

"Daftar cukup di rumah saja merupakan strategi pendaftaran mahasiswa baru yang dapat dilakukan di rumah mulai pendaftaran, seleksi, hingga proses registrasi," kata Qomaruddin.

Optimalisasi data base dilakukan dengan melakukan panggilan telepon kepada calon mahasiswa yang belum daftar ulang, mengirim informasi kampus ke calon mahasiswa, serta memanfaatkan dan membuat grup WhatsApp untuk wadah diskusi.

Lalu, kampanye media sosial dengan tagar yang diikuti semua pemangku mulai dari pimpinan, dosen, karyawan, mahasiswa sampai alumni. Hal menarik lain, kerja sama sekolah yang memungkinkan menyebarkan informasi tepat sasaran.

"Saat ini, kita telah bekerja sama dengan lebih dari 528 guru BK, tersebar di berbagai daerah di Indonesia, sehingga bila ada murid yang kesulitan masuk ke sistem kita, guru BK bisa membantu," ujar dia.

Terakhir, ada program spiritualitas yang dilaksanakan dengan Majelis Dhuha (Madhu) setiap Jumat pagi dan kegiatan qiyamul lail setiap Sabtu dini hari. Program tersebut diikuti seluruh karyawan dan dosen di lingkungan Unissula.

Qomaruddin menambahkan, selama pandemi ini aktivitas itu terus berlangsung, tapi kini dilaksanakan di rumah masing-masing. Ia mengingatkan, sebaiknya usaha itu akan lebih baik jika dilakukan diiringi doa kepada Allah SWT.

"Memahami kekuatan dan potensi sendiri itu merupakan bagian penting. Tapi, sebaik-baik ikhtiar ketika kita melakukan sesuatu selalu diiringi dengan berdoa memohon kepada Allah SWT," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement