Senin 27 Jul 2020 17:46 WIB

IHSG Menguat di Awal Pekan

Sentimen positif pasar dipengaruhi data ekonomi China dan stimulus ekonomi Indonesia.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Karyawan mengamati layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di gedung BEI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona positif pada perdagangan hari ini, Senin (27/7).
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Karyawan mengamati layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di gedung BEI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona positif pada perdagangan hari ini, Senin (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona positif pada perdagangan hari ini, Senin (27/7). Indeks saham menguat 0,66 persen atau naik 33,67 poin ke posisi 5.116,66. 

Direktur Riset Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, mengatakan, pasar saham menguat dipengaruhi sentimen positif dari data profit industri China dan Biro Nasional Statistik China. Profit industri China pada Juni 2020 secara tahunan (year on year /yoy) mengalami kenaikan dari sebelumnya 6 persen menjadi 11,5 persen. 

Baca Juga

"Meningkatnya China industrial profit juga menggambarkan secara bertahap perekonomian China berangsur-angsur pulih. Itu juga menunjukan upaya pemerintah melakukan usaha pemulihan ekonomi dari krisis kesehatan akibat wabah pandemi Covid-19," kata Nico, Senin (27/7). 

Nico menambahkan, pelaku pasar juga mencermati hubungan Amerika Serikat (AS) dan China yang semakin panas. China melakukan aksi balas terhadap AS, yang memerintahkan pemerintahan AS untuk menutup konsulatnya di Chengdu. 

Menurt Nico, aksi tersebut tentunya akan membuat hubungan kedua negara tersebut semakin tidak harmonis. Kemunduran hubungan antara dua negara dinilai akan mengancam keberlangsungan kesepakatan dagang dan memunculkan pesimisme terhadap kesepakatan fase kedua. 

Sementara sentimen positif juga datang dari kabar pemerintah menempatkan dana sebesar Rp 11,5 triliun kepada Bank Pembangunan Daerah (BPD) yaitu Jawa Barat dan Banten (BJB), DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Utara dan Gorontalo (SulutGo), Bali, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Penempatan dana pemerintah tersebut bertujuan agar mampu mendorong dan menggerakkan perekonomian di daerah dari dampak pandemi Covid-19. Penempatan dana pemerintah nantinya mampu menyalurkan kredit kepada sektor-sektor produktif dengan tingkat suku bunga lebih rendah. 

"Langkah pemerintah tersebut tentunya akan membantu perekomian daerah," ujar Nico.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement