Senin 27 Jul 2020 17:22 WIB

LPDB Berpotensi Biayai Koperasi Produksi Ternak

LPDB KUMKM masih mengamati eksistensi koperasi ternak.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Peternak sapi menunjukan sapi jenis simmental (ilustrasi). Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Koperasi UMKM berpotensi membiayai permodalan dana bergulir bagi Koperasi Produksi Ternak (KPT).
Foto: Andreas Fitri Atmoko/Antara Foto
Peternak sapi menunjukan sapi jenis simmental (ilustrasi). Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Koperasi UMKM berpotensi membiayai permodalan dana bergulir bagi Koperasi Produksi Ternak (KPT).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Koperasi UMKM berpotensi membiayai permodalan dana bergulir bagi Koperasi Produksi Ternak (KPT) Maju Sejahtera (MS). Koperasi tersebut merupakan koperasi pembiakan sapi berskema bagi hasil, pengadaan dan perdagangan sapi, produksi dan penjualan pakan, serta pinjaman sapi dan penjualan produk limbah ternak. 

Hal itu diungkapkan Direktur Utama LPDB KUMKM Supomo usai mendampingi Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengunjungi sentra peternakan sapi di Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung akhir pekan lalu. Ia mengatakan, LPDB KUMKM masih mengamati eksistensi koperasinya.

Baca Juga

"Kita juga masih menggali apa sebetulnya kebutuhan mereka. Mereka pun belum mengajukan proposal pembiayaan dana bergulir," kata Supomo melalui keterangan resmi Kemenkop UKM.

Dari hasil dialog dengan para pengurus KPT MS, Supomo menyebutkan ada dua hal yang menjadi kebutuhan koperasi. Pertama kebutuhan ketersediaan pakan ternak dan kedua meningkatkan populasi sapi.

"Dalam dialog tadi yang juga dihadiri perwakilan dari Bank Indonesia (BI) Lampung disebutkan, kekuatan permodalan untuk para peternak sapi meningkatkan populasi sapi. Lebih tepat melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR)," tutur Supomo. 

Sementara LPDB KUMKM, lanjutnya, bisa memperkuat permodalan untuk pengadaan pakan ternak. "Kalau peternak sapi beli pakan ternak sendiri-sendiri kurang efisien. Maka, bisa beli melalui koperasi. Di situ LPDB berpotensi meletakkan dana bergulir," ujar Supomo. 

Ketua KPT Maju Sejahtera Jaya Suhadi mengungkapkan, para anggotanya sangat ingin memiliki sapi secara kredit, hanya saja koperasi memiliki kesulitan permodalan. "Koperasi membutuhkan sekitar 100 ekor sapi dan jika ditotalkan nilainya Rp 2 miliar dengan masa tenor atau lamanya angsuran kredit selama 2 sampai 3 tahun," kata Jaya. 

Jika dihitung, satu peternak akan membayar cicilan sekitar Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta per bulan. Besaran cicilan ini tidak memberatkan peternak.

Namun, lanjut Jaya, kebutuhan 100 ekor sapi itu tidak serta merta langsung sejumlah itu, melainkan bertahap dengan rincian setiap bulan 20 ekor sapi. "Satu peternak setidaknya harus memiliki 10-13 ekor sapi. Namun, saat ini, para peternak yang menjadi anggota koperasi baru memiliki 1-2 ekor sapi," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement