Senin 27 Jul 2020 17:20 WIB

Peneliti tidak Temukan Malware dalam Aplikasi Tiktok

Untuk berjaga-jaga pejabat negara sebaiknya tidak memasang aplikasi Tiktok.

Peneliti tidak Temukan Malware dalam Aplikasi Tiktok
Foto: AP
Peneliti tidak Temukan Malware dalam Aplikasi Tiktok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Lembaga riset Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) tidak menemukan malware dan transmisi data mencurigakan dalam aplikasi Tiktok, dalam pengujian independen yang dilakukan baru-baru ini.

"Hybrid analysis menggunakan sample 58 vendor anti virus/malware untuk mengenali keberadaan malware dalam sebuah aplikasi. Dalam hal apk TikTok yang dites ini, ternyata nol malware di dalalmnya," ujar Kepala CISSReC, Pratama Persadha, saat dihubungi Antara, Senin (27/7).

Baca Juga

"Proses reverse engineering yang dilakukan juga memperlihatkan tidak adanya potensi bahaya pada apk Tiktok," kata dia.

Pratama menjelaskan dalam penelitian tersebut CISSReC menggunakan pemeriksaan malware analysis, dengan terlebih dahulu mengunduh aplikasi Tiktokdari sumber tepercaya untuk menghindari kemungkinan apk disusupi malware jika diunduh dari sumber sembarangan.

Kemudian, aplikasi yang diunduh tersebut diunggah ke sistem malware analysis, dalam hal ini yang digunakan CISSRe adalah hybrid analysis. Dari sana, akan muncul beberapa analisis apakah ada malware atau virus dalam Tiktok tersebut.

"Lalu kita juga mengecek kemana data dari Tiktokini menggunakan IP tracker yang bisa digunakan secara publik. Memang kebanyakan lari ke server Alibaba, Amazon dan milik Facebook," kata Pratama.

Sementara, soal kegiatan Tiktok yang mengumpulkan data lewat clipboard, Pratama menyayangkan hal tersebut. Tiktokkedapatan menyalin clipboard data pengguna setelah Apple merilis iOS14 yang di dalamnya bisa mendeteksi bila ada aplikasi yang membaca clipboard. Artinya, aplikasi tersebut bisa membaca berbagai kegiatan copy paste pemilik perangkat Apple.

Tidak hanya Tiktok, aplikasi lain juga melakukan hal yang sama beberapa diantaranya AccuWeather, AliExpress, Call of Duty Mobile, Google News, Overstock, Patreon dan LinkedIn. Setelah ketahuan, Tiktokdan aplikasi lainnya berjanji menghentikan kegiatan ini dengan update aplikasi baru.

"Hal tersebut yang menimbulkan banyak kecurigaan pada Tiktok, apalagi sekarang aplikasi asal China ini meledak di seluruh dunia. Namun dari pemeriksaan aplikasinya sendiri menunjukkan apk Tiktokcukup aman untuk diinstall. Hanya saja, bila khawatir terutama para pejabat penting negara, sebaiknya tidak memakai Tiktok," ujar Pratama.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement