Senin 27 Jul 2020 16:58 WIB

Menkop Berharap Anggota KSP Bergabung dengan Koperasi Lain

Koperasi tak sekadar lembaga pembiayaan tapi juga lembaga bisnis, sosial, pendidikan.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki berharap pelaku usaha anggota Koperasi Simpan Pinjam (KSP) bisa bergabung pula dengan jenis koperasi lain.
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki berharap pelaku usaha anggota Koperasi Simpan Pinjam (KSP) bisa bergabung pula dengan jenis koperasi lain.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki berharap pelaku usaha anggota Koperasi Simpan Pinjam (KSP) bisa bergabung pula dengan jenis koperasi lain. Mulai dari koperasi produksi, pengolahan, hingga koperasi pemasaran, tujuannya agar usaha mereka meningkat. 

"Saya ingin ada integrasi antara pembiayaan, produksi, pengolahan, hingga pemasaran, dengan berkoperasi," ujar Teten melalui siaran pers, akhir pekan lalu. Ia mencontohkan, di sektor pertanian harus dilengkapi industri pengolahan. 

Baca Juga

Jadi koperasi tidak sekadar memberikan pembiayaan terhadap UKM yang menjadi anggotanya. "Petani yang menjadi anggota Kopdit Mekar Sai, bila sudah besar bisa saja membuat atau bergabung dengan koperasi pertanian," tutur dia saat mengunjungi KSP Kopdit Mekar Sai di Kota Bandar Lampung.

Menurutnya, yang petani butuhkan yakni modal kerja, modal investasi, hingga modal talangan. Maka di sini koperasi harus bisa menjadi offtaker bagi produk pertanian para petani. 

Kemenkop terus melakukan penataan koperasi di Indonesia. Tujuannya agar koperasi bisa betul-betul melindungi anggota ketika hasil produk melimpah tapi tidak bisa diserap pasar. 

Misalnya, ketika harga bawang merah jatuh, maka bisa diolah menjadi produk bawang goreng. "Koperasi juga harus melindungi anggota dari kekuatan pasar terkait fluktuasi harga. Koperasi memiliki daya tawar kuat untuk negosiasi harga," kata Teten. 

Ia juga menekankan konsolidasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) supaya bisa dijalankan melalui koperasi. "Masyarakat UMKM butuh pembiayaan yang mudah dan murah. Karena, koperasi bukan sekadar lembaga pembiayaan saja melainkan juga lembaga bisnis, sosial, dan pendidikan," ujar Teten.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement