Senin 27 Jul 2020 07:20 WIB

Berbakti pada Saudara Perempuan Ibu Bisa Hapus Dosa Besar

Keridhaan Allah ada di dalam keridhaan orang tua.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Ani Nursalikah
Berbakti pada Saudara Perempuan Ibu Bisa Hapus Dosa Besar
Foto: republika
Berbakti pada Saudara Perempuan Ibu Bisa Hapus Dosa Besar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang tua merupakan pintu surga, maka berbaktilah kepada mereka dan jangan mengabaikannya jika ingin masuk surga.

Berbahagialah bagi mereka yang masih memiliki orang tua karena setiap hari bisa merawat pintu surga. "Dari Abu Darda ra ia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Orang tua adalah pintu surga yang paling utama. Terserah kepadamu apakah kamu akan menyia-nyiakan pintu itu atau merawatnya."

Baca Juga

Syekh Maulana Muhammad Yusuf Al Kandahlawi dalam kitabnya Muntakhab Ahadits bab silaturahim menerangkan, maksudnya orang tua adalah pintu surga yang paling utama adalah patuh kepada orang tua merupakan sebaik-baiknya cara masuk ke dalam surga.

Lalu bagaimana bagi mereka yang sudah tak memiliki orang tua, sehingga tidak bisa berbakti lagi seperti mereka yang masih memiliki orang tua? Nabi Muhammad Rasulullah SAW memberikan jawaban sebagai solusinya. 

Apa solusinya? Jawabannya bibi atau saudara perempuan ibu bisa menjadi ladang bagi mereka untuk berbakti kepada orang tuanya yang sudah meninggal. Bahkan berbakti kepada bibi menjadi penebus dosa besar yang telah dilakukan seseorang.

Hal itu seperti dikatakan Rasulullah dari Ibnu Umar ra bahwasanya seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW selalu berkata, "Wahai Rasulullah! Sungguh, aku telah melakukan dosa besar. Masih adakah kesempatan taubat untukku? "Beliau menjawab, apakah kamu masih mempunyai Ibu?" Ia menjawab "Tidak." Beliau bertanya "Apakah kamu masih mempunyai bibi dari pihak ibu?" Ia menjawab, "Ya," Beliau bersabda, "Kalau begitu, berbaktilah kamu kepadanya," (HR Tirmidzi, bab hadits tentang bakti kepada bibi dari pihak ibu, no. 1904).

Dari Abdullah bin Amr, dari Nabi SAW  bersabda. "Keridhaan Allah ada di dalam keridhaan orang tua, dan kemurkaan Allah ada di dalam kemurkaan orang tua." 

Dari Usaid Malik bin Rabi'ah ra, ia berkata: Ketika kami bersama Rasulullah SAW,  tiba-tiba seorang laki-laki dari bani Salimah datang, lalu berkata. "Wahai Rasulullah! Masih adakah yang dapat saya lakukan untuk berbakti kepada kedua orang tuaku setelah mereka meninggal?

"Beliau menjawab ada, yaitu mendoakan mereka berdua, memohonkan ampun untuk mereka, melaksanakan janji mereka sepeninggalannya, menyambung hubungan sanak kerabat yang terkait dengan mereka, dan memuliakan teman-teman mereka." (HR Abu Daud, bab bakti kepada kedua orang tua, nomor 5142).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement