Senin 27 Jul 2020 06:21 WIB

Dibahas, Protokol Kesehatan Olahraga di Ruang Publik

Terdapat beberapa pertimbangan melakukan olah raga di tempat umum saat pandemi

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Ketika pandemi Covid-19 merebak di seluruh dunia, kegiatan bersepeda menjadi olah raga yang digemari masyarakat di banyak negara. Tidak terkecuali Indonesia, terutama di kota besar seperti Jakarta, hampir setiap hari terlihat pria, wanita dan anak-anak bersepeda di jalanan.
Foto: dok Teto
Ketika pandemi Covid-19 merebak di seluruh dunia, kegiatan bersepeda menjadi olah raga yang digemari masyarakat di banyak negara. Tidak terkecuali Indonesia, terutama di kota besar seperti Jakarta, hampir setiap hari terlihat pria, wanita dan anak-anak bersepeda di jalanan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Meningkatkan kekebalan tubuh menjadi cara paling ampuh untuk menangkal Covid-19 sebelum ditemukannya vaksin. Salah satu kegiatan yang dilakukan, dengan melakukan aktivitas olahraga. 

Namun, di massa Pandemi Covid-19, diperlukan banyak penyesuaian atau kebiasaan baru tatkala melakukan olahraga. Oleh karena itu, menurut Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jawa Barat Engkus Sutisna, saat ini pihaknya sedang membahas Surat Keputusan Gubernur mengenai protokol kesehatan dalam rangka melaksanakan olahraga publik.

"Surat sudah masuk di Gugus Tugas (Pelaksanaan dan Penanggulangan Covid-19 Jabar), karena ini harus mendapat pertimbangan di Gugus Tugas. Nanti kalau sudah ada kita simulasikan," ujar Engkus kepada wartawan akhir pekan ini.

Engkus mengatakan, terdapat beberapa pertimbangan dalam melaksanakan olahraga di massa pandemi Covid-19. Khususnya, yang dilaksanakan di tempat umum dan ditengah keramaian. Dia mencontohkan, saat ini pihaknya belum dapat membuka Sarana Olah Raga (SOR) Arcamanik berdasarkan hasil pertimbangan tersebut.

Namun, kata dia, ia telah melalukan koordinasi dengan kepala wilayah setempat, baik itu bersama Camat, Lurah maupun Kapolsek.  "Memang belum saatnya untuk dibuka karena di sekitar arcamanik ini pernah ada kejadian Covid dan ada yang meninggal," katanya. 

Tapi di sisi lain, kata dia, keinginan masyarakat untuk melakukan aktivitas olahraga sangat besar. Hal itu ditunjukan dengan maraknya pengguna sepeda hingga menjadi tren dewasa ini. "Kembali lagi kepada kebijakan, kita juga tidak mau dari olahraga muncul klaster baru," katanya.

Engkus mengatakan, pertimbangan lainnya yaitu berkaitan dengan cabang olah raga yang digelar. Di mana cabang olah raga yang dilakukan secara beregu atau tim memiliki potensi lebih besar terjadi penyebaran Covid-19. 

"Misalkan kalau untuk tenis meja single, itu tidak masalah kan jaga jarak. Tapi kalau menyangkut bola basket, bolanya kan satu diperebutkan oleh sekian orang. Nah kemungkinan besar olahraga yang seperti itu kebiasaan barunya nanti di ujung," katanya.  

Saat ditanya mengenai sejumlah sarana olahraga publik yang telah banyak dibuka, seperti pusat kebugaran, tempat fitnes atau Gym, Engkus mengatakan, terkait hal tersebut tergantung kebijakan dari kepala daerah kabupaten kota. Mengingat di Jawa Barat saat ini belum sepenuhnya zona hijau. "Memang dalam hal ini bicara mana yang mana boleh di buka atau tidak adalah kewenangan kepala daerah kabupaten kota," katanya. 

Menurut Engkus, pihaknya merasa perlu tetap menjaga kebugaran masyaralat sebagai penunjang kesehatan di masa Pandemi Covid-19 ini. Oleh karena itu, pihaknya menggandeng Tenaga Sarjana Pendamping Penggerak Pembangunan Olahraga (SP3OR)."Kita sudah punya SP3OR di seluruh kabupaten kota di Jabar ini kurang lebih sekitar 110 orang," katanya. 

Tugas mereka, kata Engkus, salah satunya mendampingi Jabar Bergerak untuk  mensosialisasikan senam Jabar Juara. "Nah itu yang sedang kita galakan dengan tetap berpedoman kepada protokol Covid-19," katanya.

Selain itu, SP3OR ini berpartisipasi dalam mengatasi permasalahan Covid-19 di Jabar bersama relawan pemuda. Salah satu tugasnya, yaitu memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai Covid-19. "Kedua membantu Gugus Tugad di lapangan Seperi melaksanakan penyemprotan disinfektan dan yang lainnya," kata Engkus.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement