Ahad 26 Jul 2020 18:06 WIB

Pengungsi Rohingya Dikhawatirkan Tenggelam di Laut Malaysia

Operasi penyelamatan belum temukan puluhan pengungsi yang diduga tenggelam.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Indira Rezkisari
Operasi pencarian dan penyelamatan telah diluncurkan, tetapi seorang pejabat lain mengatakan, tidak ada mayat atau orang yang selamat yang ditemukan. Tidak jelas apa yang terjadi pada kapal pengangkut puluhan pengungsi Rohingya.
Foto: Wikipedia
Operasi pencarian dan penyelamatan telah diluncurkan, tetapi seorang pejabat lain mengatakan, tidak ada mayat atau orang yang selamat yang ditemukan. Tidak jelas apa yang terjadi pada kapal pengangkut puluhan pengungsi Rohingya.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pejabat penjaga pantai menemukan seorang migran Rohingya yang dikhawatirkan menjadi satu-satunya orang yang selamat dari sebuah kapal. Kapal tersebut disinyalir membawa sekurangnya puluhan pencari suaka yang diyakini mengalami kesulitan di lepas pantai Malaysia, dekat Thailand.

Kepala penjaga pantai untuk negara bagian utara Kedah dan Perlis, Mohamad Zawawi Abdullah, mengatakan seorang pria berusia 27 tahun bernama Nor Hossain ditahan oleh polisi setelah ia berenang ke pantai di pulau resor Langkawi. Berdasarkan informasi dari polisi, migran ilegal Rohingya telah melompat turun dari kapal yang menampung 24 orang lainnya.

Baca Juga

"Dia adalah satu-satunya yang berhasil berenang ke pantai dengan selamat," kata Zawawi dikutip laman Aljazirah, Ahad (26/7).

Operasi pencarian dan penyelamatan telah diluncurkan, tetapi seorang pejabat lain mengatakan, tidak ada mayat atau orang yang selamat yang ditemukan. Tidak jelas apa yang terjadi pada kapal itu.

Malaysia yang mayoritas Muslim adalah tujuan utama bagi Rohingya, yang menghadapi penganiayaan di tanah air mereka yang mayoritas beragama Budha di Myanmar. Namun demikian,  pihak berwenang Malaysia dalam beberapa bulan terakhir berusaha untuk menghentikan mereka dari kekhawatiran virus corona.

Setidaknya 700 ribu Muslim Rohingya yang melarikan diri dari penumpasan militer di Myanmar tiga tahun lalu telah berusaha untuk meninggalkan kamp-kamp pengungsi yang penuh sesak di distrik Cox's Bazar di Bangladesh. Mereka nekar pergi dengan kapal yang menuju Malaysia dan negara tetangga Indonesia.

Zawawi mengatakan dua pesawat penjaga pantai dan dua kapal telah dikerahkan untuk mencari daerah yang diduga. Malaysia telah meningkatkan patroli maritim sejak berjangkitnya epidemi Covid-19 dalam upaya untuk menghentikan kapal Rohingya dari pendaratan.

Meskipun beberapa telah berhasil mendarat, banyak kapal telah kembali. Hal ini memicu kemarahan dari kelompok hak asasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement