Ahad 26 Jul 2020 07:43 WIB

Spesialis THT: Swab Test Aman, tidak Merusak Otak

Tes usap ini tidak akan mencapai penghalang darah otak.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Petugas kesehatan melakukan tes usap (swab test) terhadap guru.
Foto: ANTARA/Jessica Helena Wuysang
Petugas kesehatan melakukan tes usap (swab test) terhadap guru.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kabar tentang swab test Covid-19 dapat merusak otak ramai beredar di media sosial. Muncul pula warganet mengeklaim, tes usap hidung yang tajam telah menusuk otak dan membuatnya melakukan lobotomi.

Spesialis THT RSA UGM, dr Anton Sony Wibowo mengatakan, swab test aman dilakukan dan tidak membahayakan atau merusak otak. Sebab, tes usap ini tidak akan mencapai penghalang darah otak.

Dia menekankan, lokasi penghalang darah otak relatif jauh dari lokasi anatomi tempat swab test dilakukan. Kemudian, penghalang darah otak masih dilindungi tulang dasar otak yang relatif kuat.

"Tidak benar jika swab test Covid-19 disebut bisa merusak otak karena hanya dilakukan sampai nasofaring atau dinding paling belakang hidung, dan rongga mulut," kata Anton, Sabtu (24/7).

Anton menuturkan, swab test tidak akan sampai merusak penghalang darah otak, kecuali dalam kondisi tertentu. Misalnya, pecahnya dinding dasar otak akibat tumor atau trauma.

Swab test ramai karena jadi salah satu metode mendeteksi keberadaan virus corona penyebab Covid-19 kepada manusia. Dilakukan dengan mengambil sampel lendir, dahak atau cairan di daerah nasofaring atau orofaring dalam pasien.

"Swab test sampai sekarang menjadi diagnosis utama Covid-19 karena bisa mendeteksi keberadaan virus dalam tubuh," ujar Anton.

Selain swab test, rapid test antibodi merupakan metode yang banyak dipakai sebagai skrining awal Covid-19. Tapi, Anton menilai, akurasi tes cepat ini lebih rendah dibandingkan swab test.

"Pasalnya, hanya baru bisa mendeteksi antibodi dalam tubuh saja, bukan keberadaan virus corona," kata Anton. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement