Sabtu 25 Jul 2020 15:46 WIB

Bulan Lalu, Penjualan Rumah di AS Meningkat Tajam

Penjualan rumah baru tercatat naik 13,8 persen menjadi 776 ribu unit pada Juni.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Rumah (ilustrasi). Pertumbuhan penjualan rumah di Amerika Serikat (AS) melaju ke level tertinggi selama 13 tahun terakhir pada Juni.
Foto: Business Wire
Rumah (ilustrasi). Pertumbuhan penjualan rumah di Amerika Serikat (AS) melaju ke level tertinggi selama 13 tahun terakhir pada Juni.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pertumbuhan penjualan rumah di Amerika Serikat (AS) melaju ke level tertinggi selama 13 tahun terakhir pada Juni. Tren ini disebabkan pasar perumahan yang kini sedang menjadi ‘primadona’ di tengah rekor suku bunga rendah dan migrasi dari pusat kota ke daerah dengan kepadatan lebih rendah akibat pandemi Covid-19.

Laporan optimistis dari Departemen Perdagangan pada Jumat (24/7) tersebut menunjukkan, adanya lonjakan kepercayaan di sektor konstruksi rumah pada Juli. Selain itu, adanya percepatan dalam pembangunan dan penjualan rumah bekas (rumah yang sudah ditempati terlebih dahulu) pada Juni.

Baca Juga

Seperti dilansir Reuters, Jumat, krisis Covid-19 telah menyebabkan banyak perusahaan mengizinkan karyawan untuk bekerja dari rumah. Meningkatnya sistem kerja dan sekolah dari rumah telah memicu permintaan untuk rumah-rumah di daerah metro kecil, pedesaan dan pinggiran kota metropolitan besar.

Penjualan rumah baru tercatat naik 13,8 persen menjadi 776 ribu unit pada Juni dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Ini menjadi pertumbuhan tertinggi sejak Juli 2007. Laju penjualan pada Mei sendiri mencapai 682 ribu unit.

Lebih rinci, penjualan rumah baru terutama melonjak 89,7 persen di daerah Timur Laut, sedangkan di daerah Barat hanya 18 persen. Peningkatan 7,2 persen terjadi di Selatan yang menyumbang sebagian besar transaksi.

Harga rumah baru rata-rata mengalami kenaikan 5,6 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 329.200 dolar AS pada Juni. Penjualan rumah bulan lalu terkonsentrasi pada kisaran harga 200 ribu dolar AS hingga 400 ribu dolar AS.

Kekuatan pasar perumahan ini dinilai dapat membantu menopang sektor lain, terutama ritel. Sebab, pemilik rumah pasti akan membeli furniture, peralatan kebun maupun pasokan perabotan lain.

Kepala ekonom AS di Bank of America Securities di New York, Michelle Meyer, mengatakan, sektor perumahan memiliki sistem kekebalan yang kuat. "Guncangan (akibat pandemi) tidak proporsional berdampak pada populasi berpendapatan rendah yang kini berpotensi menjadi pemilik rumah," ujarnya.

Peningkatan penjualan rumah baru diharapkan mampu menutupi kerugian yang diderita bisnis non-essential, seperti furniture dan dekorasi rumah. Diketahui, sektor-sektor ini harus ditutup pada pertengahan Maret untuk memperlambat penyebaran virus corona.

Tapi, pertumbuhan sektor perumahan masih menghadapi potensi hambatan. Penyebaran infeksi Covid-19 yang memasuki gelombang kedua kini telah memaksa beberapa otoritas di wilayah Selatan dan Barat untuk menutup bisnis lagi atau menghentikan pembukaan kegiatan ekonomi.

Selain itu, pemulihan pasar tenaga kerja tampaknya terhenti. Jumlah orang Amerika yang mengklaim tunjangan pengangguran kembali meningkat pada pekan lalu, untuk pertama kalinya dalam hampir empat bulan. Secara mengejutkan, sebanyak 31,8 juta orang menerima tunjangan tersebut pada awal Juli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement