Sabtu 25 Jul 2020 15:37 WIB

Pentingnya Ekowisata untuk Industri Pariwisata di Indonesia

Pariwisata massal yang tidak diatur akan bisa merusak lingkungan.

Sampah plastik di laut (ilustrasi)
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Sampah plastik di laut (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Sihka

Sebenarnya apa sih Ekowisata itu? Ekowisata adalah pariwisata yang diarahkan pada lingkungan alam yang eksotis dengan maksud mendukung upaya konservasi dan alam dan satwa liar.

Mengapa sangat penting bagi kita untuk mulai lebih memperhatikan dan menerapkan ecotourism di setiap perjalanan?

Industri Pariwisata

Tourism atau pariwisata adalah industri dengan pemasukan terbesar di Indonesia, dan pertumbuhan nya semakin pesat dari tahun ke tahun. Oleh karena itu dampak yang di hasilkan sangatlah besar, baik itu dampak positif maupun negatif. Pemasukan pemerintah dari pariwisata sendiri mencapai Rp229,5 triliun di tahun 2018. Berdasarkan Kemenparekraf, penyerapan tenaga kerja sektor pariwisata mencapai 12,7 juta orang atau sekitar 10 persen dari total penduduk Indonesia yang bekerja.

Kerusakan lingkungan

Mass tourism atau pariwisata masal yang tidak teratur dengan baik, akan sangat merusak lingkungan dan berdampak kepada kepunahan hewan yang terlindungi. Contoh-contoh kerusakan lingkungan akibat periwisata:

• Pembuangan sampah sembarangan akan menyebabkan kerusakan ekosistem laut maupun daratan.

• Penggunaan sunscreen yang tidak alami juga akan menggaggu pencemaran laut.

Overtourism atau kelebihan kapasitas seperti yang terjadi di Koh Thachai Thailand, dilaporkan adanya kerusakan laut sehingga pemerintah harus menutup destinasi tersebut

Kesenjangan sosial dan ekonomi antara agen wisata dan desa wisata

Para usahawan pariwisata yang melakukan tur ke tempat-tempat terpencil mendapatkan hasil dari wiasatawan. Tiket pembelian dari destinasi oleh wisatawan tidak tersalurkan secara langsung untuk pembangunan desa wisata. Ini menyebabkan kecemburuan sosial.

Edukasi ecowisata yang kurang

Banyak komunitas desa tidak mengetahui pentingnya lingkungan untuk kelangsungan hidup dan ekonomi mereka. Pemboman ikan masal masih terjadi di desa-desa. Penebangan pohon secara illegal juga menghasilkan kekeringan air. Untuk itu edukasi ecowisata sangat penting diterapkan baik untuk agen wisata, para wisatawan, maupun penduduk desa.

Kepunahan budaya

Para wisatawan seringnya tidak menghormati adat yang ada. Seperti yang terjadi pada suku Baduy. Mereka baru saja meminta kepada pemerintah untuk menutup pariwisatanya secaara permanen. Menurut sumber, adanya pembangunan warung liar menyebabkan banyaknya sampah yang berkeliaran.

Bagaimana cara liburan bijak agar tidak merusak lingkungan?

Memilih agen wisata yang ramah lingkungan

Jika kamu membeli tur dari agen pariwisata pastikan agen kamu menerapkan ekowisata di paketnya. Misalnya, dengan tidak memprint itinerary, menerapkan bebas plastik selama tur, menggunakan bahan alami atau berkelanjutan, dll.

Memilih destinasi yang menerapkan ekowisata

Kamu siap berangkat? Lakukan riset terlebih dahulu. Apakah akomodasi yang kamu pilih ramah lingkungan? Apakah mempunyai kegiatan dengan komunitas desa? Contohnya seperti sebuah pulau terpencil di Sulawesi, Togo Eang Ecolodge di Taman Nasional Kepulauan Togean misalnya, menggunakan tema berkelanjutan pada bangunannya dan juga menggunakan listrik dari tenaga surya dan air yang dikoleksi dari air hujan. Semua tur yang di tawarkan juga mengajak desa untuk mengikuti aktifitas ekowisata, contohnya eksplorasi hewan endemik Togean Tarsier yang dapat di temukan di habitat alami nya.

Mentaati peraturan dan adat setempat

Pastikan kamu mengetahui peraturan setempat dan bersikap sopan ketika berkunjung ke tempat wisata. Apalagi jika tempat wisata tersebut juga ditempati oleh penduduk di Kawasan tersebut.

Menjaga alam dan mengikuti kegiatan
konservasi alam dan hewan
Tidak membuang sampah sembarangan,
 ini adalah yang terpenting untuk menjaga
alam. Banyak trip perjalanan yang
berkomitmen kepada konservasi, seperti
contohnya Sebumi, mengadakan
perjalanan dengan tema Zero Waste Journey. Jadi tidak hanya liburan tapi juga ikut menjaga alam dari kerusakan akibat industri pariwisata.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement