Sabtu 25 Jul 2020 13:15 WIB

Penjualan Emas Freeport Anjlok 24 Persen

Rendahnya penjualan emas Freeport disebabkan oleh penjadwalan pengapalan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Pekerja memeriksa proses pengolahan biji tambang untuk memisahkan mineral berharga dari pengotornya (Sellplotasi) PT Freeport Indonesia, Tembagapura, Mimika, Papua.
Foto: Musiron/Republika
Pekerja memeriksa proses pengolahan biji tambang untuk memisahkan mineral berharga dari pengotornya (Sellplotasi) PT Freeport Indonesia, Tembagapura, Mimika, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Freeport McMoran mencatat dalam laporan keuangannya semester satu mengalami penurunan penjualan. Salah satu kontribusi penurunan ini karena penjualan emas PT Freeport Indonesia (PTFI) turun 24 persen pada semester pertama tahun ini.

CEO Freeport McMoran, Richard Adkerson menjelaskan penjualan emas PT Freeport Indonesia (PTFI) selama semester I  2020 mencapai 319 ribu ounces, turun 24 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 420 ribu ons. Meski dari sisi produksi, mengalami kenaikan 7,3 persen dari periode yang sama tahun lalu dari 316 ribu ons ke 341 ribu ons.

Baca Juga

"Penjualan tembaga di kuartal kedua yang tercatat naik lantaran grade bijih yang lebih baik dan tingkat pengolahan yang lebih rendah menyusul peningkatan produksi dari tambang bawah tanah. Selanjutnya, rendahnya penjualan emas disebabkan oleh penjadwalan pengapalan," ujar Adkerson dalam siaran resminya, Jumat (25/7) dini hari.

Adkerson menjelaskan Penurunan penjualan juga terjadi pada komoditas tembaga. Hingga Juni penjualan tembaga Freeport Indonesia per Juni 2020 hanya 299 juta pound atau turun 8 persen dari realisasi Juni 2019 sebesar 325 juta pound. Padahal produksinya untuk tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu. Hingga Juni produksi tembaga mencapai 321 juta pound atau naik 18,8 persen.

Untuk kuartal II saja penjualan tembaga mencapai 181 juta pounds atau jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama yakni 125 juta pounds.

Dia menuturkan upaya peningkatan produksi bijih dari tambang bawah tanah Grasberg Block Cave dan Deep Mill Level Zone (DMLZ) berjalan cukup baik meski di tengah pandemi Covid-19. Saat ini, produksi bijih dari kedua tambang ini tercatat sebesar 55 ribu ton per hari, lebih tinggi hampir 50 persen dari realisasi di kuartal pertama 37 ribu ton per hari.

“Di akhir kuartal kedua, kami memproduksi bijih 70 ribu ton per hari yang memiliki grade tembaga dan emas yang tinggi. Dan kami berharap di akhir 2020 bisa mencapai 95 ribu ton per hari,” kata Adkerson.

Pada kuartal II Freeport telah menambahkan 46 drawbell baru di tambang bawah tanah. Sehingga, saat ini terdapat 260 drawbell yang di lokasi tambang. Drawbell adalah saluran batu yang digunakan untuk mengumpulkan bijih secara simultan. Sampai akhir tahun nanti, jumlah drawbell ini ditargetkan mencapai 361 buah, yakni 142 drawbell di DMLZ dan 219 drawbell di GBC.

“Yang kami lakukan sekarang adalah block cave mining dasar, memajukan muka gua, membangun drawbell, dan memulai produksi,” kata Adkerson.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement