Sabtu 25 Jul 2020 06:46 WIB

Sultan Muhammad II Hukum Mati Tentara yang Bunuh Kaisar

Tentara yang bunuh Kaisar Konstantinopel dihukum mati oleh Sultan Muhammad II.

Sultan Muhammad II Hukum Mati Tentara yang Bunuh Kaisar. Foto: Sultan Muhammad Al Fatih kala memimpin pasukannya membebaskan Konstantinopel (Istanbul).
Foto: google.com
Sultan Muhammad II Hukum Mati Tentara yang Bunuh Kaisar. Foto: Sultan Muhammad Al Fatih kala memimpin pasukannya membebaskan Konstantinopel (Istanbul).

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Di hari penaklukan Konstantinopel, pada 29 Mei 1453 khususnya setelah memasuki waktu Zuhur, masuklah Sultan Muhammad II Al Fatih (Sultan Mehmed II/Sultan Muhammad II) ke dalam kota itu dengan serba kebesaran. Diiringkan oleh para orang besar dan ulama.

Dikutip dari Sejarah Umat Islam yang ditulis oleh Prof Hamka (Buya Hamka), usai sholat di Hagia Sophia yang kemudian dijadikannya masjid, Sultan melanjutkan perjalannya di dalam kota dengan mengunjungi istana kaisar Konstantin. Di sana, Sultan menanyakan keberadaan kaisar dan bagaimana nasibnya.

Baca Juga

Sultan juga menanyakan nasib Yustinianus yang gagah perkasa dan Notaras, seorang bangsawan Yunani yang menjadi rekan kaisar. Seketika didengar kabar oleh Sultan bahwa Yustinianus terluka dan bersembunyi di dalam sebuah kapal.

Sultan lalu mengutus pasukan dan dokter untuk menemui Yustinianus dan diobati sampai sembuh. Sebab, Sultan kagum dengan keberanian Yustinianus di medan perang.

Kemudian, datanglah seorang tentara Turki Utsmani dari bangsa Serbia dari unit pasukan Janisari. Dia datang tergesa-gesa dengan wajah yang sangat gembira, membawa sebuah kepala orang.

Terus, kepala itu disembahkannya ke hadapan Sultan. Sangat terkejut Sultan melihat kepala yang berpisah dengan badannya itu.

Sebab, Sultan kenal bahwa itu adalah kepala Kaisar Konstantin. Dan, dibenarkan oleh Notaras.

Tentara itu menyangka bahwa dia akan mendapat pujian dari Sultan lantaran perbuatannya. Dengan muka yang penuh amarah Sultan bertanya.

"Bertempurkah engkau dengan Kaisar?"

"Tidak tuanku! Ketika hamba berkeliling melihat-lihat mayat-mayat bergelimpangan, terlihat olehku mayat orang ini. Di kelilingnya ada beberapa orang yang meratap menyebut 'kaisar! 'kaisar!. Melihat itu yakinlah hamba bahwa inilah mayat musuh kita. Lalu hamba potong kepalanya dan hamba bawa kemari," jawab tentara itu.

"Pengecut!" kata Sultan dengan sangat murkanya. Lalu Sultan menyuruh pasukannya untuk menangkap dan menghukum mati tentara yang memotong kepala Kaisar Konstantin itu.

Kemudian, Sultan memerintahkan kepada orang-orang untuk mengebumikan Kaisar dengan upacara yang layak. Dan, keluarlah perintah dari Sultan supaya tentara Turki Utsmani tidak boleh mengganggu orang-orang Kristen di sana.

Beberapa tawanan yang terdiri dari orang-orang besar Kristen dari kekaisaran lama, ditebus oleh Sultan dengan hartanya sendiri dan dimerdekakan. Pusat-pusat perbelanjaaan diperintahkan untuk dibuka kembali dan syiar agama Kristen diperbolehkan sebagaimana biasanya.

photo
Infografis Hagia Sophia yang Megah. - (Republika.co.id)

sumber : Sejarah Umat Islam / Prof Hamka (Buya Hamka)
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement