Jumat 24 Jul 2020 16:21 WIB

Harga Telur Merangkak Naik, Peternak Pastikan Produksi Cukup

Telur ayam dari peternak saat ini dihargai rata-rata Rp 22.500 per kg.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Peternak mengambil telur ayam di Kulonprogo, Yogyakarta, ilustrasi. Harga telur ayam merangkak naik.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Peternak mengambil telur ayam di Kulonprogo, Yogyakarta, ilustrasi. Harga telur ayam merangkak naik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) memastikan produksi telur ayam ras dari tingkat peternak saat ini dalam situasi aman. Produksi telur dari unggas-unggas baru pasca dilakukan afkir (pemotongan) sudah mulai terjadi.

Sekretaris Jenderal Pinsar, Leopold Halim, mengatakan, telur ayam dari peternak saat ini dihargai rata-rata Rp 22.500 per kilogram (kg). Menurut dia, harga itu cukup menguntungkan bagi petani setelah periode April-Juni harga anjlok hingga Rp 14.500 per kg.

Baca Juga

"Menjelang puasa harga telur hancur, lalu saat lebaran peternak afkir besar-besaran sehingga mungkin (suplai) agak kurang. Sesudah lebaran harga mulai bagus (naik) dan dua minggu terakhir harganya memang bagus," kata Leopold saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (24/7).

Ia mengatakan, saat ini adalah masa pemulihan bagi peternak setelah sebelumnya menelan kerugian besar-besaran. Sebagai mana diketahui, permintaan akan telur dari masyarakat sempat lesu akibat penerapan PSBB di sejumlah daerah beberapa waktu lalu.

Saat Hari Raya Idul Adha mendatang, harga kemungkinan naik tipis menjadi Rp 23.000 per kg. Menurut dia, selama harga telur di tingkat konsumen masih di kisaran Rp 24.000 - Rp 25.000 per kg, tak perlu dikhawatirkan.

"Kecuali kalau sudah Rp 26.000 - Rp 27.000 itu sudah harus waspada. Harga di eceran secara riil masih di bawah itu," kata Leopold.

Namun, mengutip Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), telur ayam ras secara nasional dihargai sebesar Rp 26.450 per kg. Tren harga dalam seminggu terakhir terus menunjukkan kenaikan.

Sementara itu, Kepala Distribusi Cadangan Pangan, Kementerian Pertanian, Inti Pertiwi, mengatakan, pihaknya sudah mengantisipasi kenaikan harga telur sejak bulan lalu. Ia menuturkan, upaya yang bisa dilakukan Kementan untuk ikut menstabilkan harga dengan melakukan operasi pasar.

Namun, sesuai ranahnya, operasi pasar hanya dilakukan lewat penambahan pasokan di Pasar Mitra Tani yang dikelola langsung oleh Badan Ketahanan Pangan, Kementan. "Ya, kita operasi pasar lewat pasar mitra tani, bulan Juli ini juga kita lakukan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement