Jumat 24 Jul 2020 15:37 WIB

BKF: Indonesia Punya Peluang tidak Alami Resesi

Bank Dunia menyebutkan Indonesia tetap dapat tumbuh di level nol persen pada 2020.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Resesi ekonomi.
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Resesi ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu) menyebutkan, peluang Indonesia untuk masuk ke jurang resesi ekonomi tahun ini terlampau kecil. Keyakinan ini seiring dengan ekonomi Indonesia yang dinilai masih ressilient atau mampu beradaptasi dengan tekanan saat ini.

Kepala BKF Kemenkeu Febrio Kacaribu menyebutkan, kalaupun terpaksa mengalami resesi, penyusutan ekonomi yang dialami Indonesia tidak akan terlampau dalam. "Mungkin (pertumbuhannya) sekitar nol persen atau kalau lebih kecil dari itu, sedikit di bawah nol persen," tuturnya dalam doorstop secara virtual, Jumat (24/7).

Baca Juga

Resiliensi ekonomi Indonesia tergambarkan dari prediksi lembaga multilateral seperti Bank Dunia yang menyebutkan, Indonesia tetap dapat tumbuh di level nol persen pada 2020. Febrio mengatakan, proyeksi ini lebih baik dibandingkan negara maju dan berkembang lain yang diperkirakan bisa kontraksi hingga double digit.

Kuartal ketiga disebutkan Febrio menjadi momentum kunci yang menentukan nasib Indonesia, mengingat ekonomi pada kuartal kedua sudah hampir dipastikan akan mengalami kontraksi. Ia memprediksi, penyusutan pada periode Maret sampai Juni dapat mencapai 4,3 persen, meskipun sudah ada tanda-tanda perbaikan dari sisi penerimaan pajak pada bulan lalu.

Untuk mencegah masuk ke jurang resesi, Febrio menekankan, pemerintah telah memberikan berbagai stimulus dari sisi permintaan maupun suplai. Misalnya, bantuan sosial hingga relaksasi pajak yang diharapkan mampu membuat ekonomi Indonesia lebih stabil dan solid.

Akselerasi program PEN juga akan terus dilakukan sembari terus meningkatkan disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. "Kalau ini berhasil, kuartal ketiga bisa tidak negatif, mudah-mudahan bisa sedikit di atas nol," kata Febrio.

Pemulihan diharapkan mampu berlangsung sampai kuartal keempat. Febrio memprediksi, apabila momentum perbaikan ekonomi sudah berjalan sejak kuartal ketiga, pertumbuhan pada periode Oktober hingga Desember dapat mencapai dua sampai tiga persen.

Kunci realisasi pertumbuhan positif tersebut adalah tidak terjadi second wave yang mengharuskan pemerintah kembali meningkatkan pembatasan aktivitas sosial dan ekonomi. "Disiplin, social distancing diberlakukan, aktivitas ekonomi juga dilonggarkan tapi secara terbatas. Mudah-mudahan kita bisa keluar dari 2020 ini dengan relatif baik," ujar Febrio.

Pada 2021, Febrio memproyeksikan, ekonomi Indonesia bisa tumbuh di atas empat persen jika proses pemulihan berjalan dengan baik sejak tahun ini. Pertumbuhan yang relatif baik tersebut akan memberikan keuntungan bagi Indonesia untuk meningkatkan investasi lebih cepat dibandingkan negara lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement