Jumat 24 Jul 2020 04:55 WIB

Afghanistan, Negeri Para Mullah yang Kuat Pegang Tradisi

Afghanistan adalah negara mayoritas Islam yang kuat pegang tradisi.

Afghanistan adalah negara mayoritas Islam yang kuat pegang tradisi. Umat Islam sholat di  Masjid Shah-e Do Shamsira, di Kabul (ilustrasi).
Foto: AFP
Afghanistan adalah negara mayoritas Islam yang kuat pegang tradisi. Umat Islam sholat di Masjid Shah-e Do Shamsira, di Kabul (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Hampir seluruh penduduk Afghanistan (99,8 persen)  menganut agama Islam, dan hampir seluruhnya Suni. Islam sangat berpengaruh dalam segala aspek kehidupan mereka karena Islam adalah agama resmi negara. Dan bila ini terusik, maka rakyat akan gusar, terlihat dalam perjuangan panjang Mujahidin (gerilyawan muslim) untuk menentang pemerintah yang prokomunis.

Dalam Ensiklopedi Islam potret lain yang menggambarkan kuatnya Islam di negara yang beribukotakan Kabul ini antaralah peran sentral masjid. Masjid bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai tempat tinggal untuk para tamu, tempat pertemuan, tempat perayaan keagamaan serta sekolah. Hampir setiap warga Afghanistan pernah belajar di masjid pada masa mudanya. Bagi banyak orang bersekoah di masjid  adalah satu-satunya pendidikan formal yang mereka terima.

Baca Juga

Mullah (ulama) yang memimpin di masjid biasanya ditunjuk oleh pemerintah setelah berkonsultasi dengan komunitas mereka. Mullah digaji pemerintah. Walaupun menerima bantuan dana dari pemerintah, namun kehidupan mullah juga sangat bergantung  dari sumbangan masyarakat termasuk tempat tinggal dan sebagian dari hasil panen. 

Para mullah sudah pasti harus memiliki ilmu di bidang Alquran, hadis, dan syariah. Mullah juga bertanggung jawab memberikan materi di kelas pendidikan agama yang diselenggarakan masjid-masjid, tempat anak-anak belajar nilai-nilai moral dan praktik ritual yang benar. Peran mereka memiliki aspek sosial tambahan untuk memimpin beberapa ritual seperti kelahiran, perkawinan, dan kematian.

Nilai-nilai Islam juga diterapkan orang tua dalam kehidupan keluarga. Mengajarkan anak-anak mereka nilai-nilai Islam merupakan tanggung jawab orang tua untuk menjaga kehormatan keluarga. Nilai-nilai Islam juga diterapkan oleh masyarakat Afghanistan untuk berinteraksi di kehidupan sosial.

Pemujaan terhadap tempat-tempat suci ditentang oleh beberapa kelompok Islam. Namun demikian, di Afghanistan masih terdapat beberapa makam untuk menghormati orang-orang kudus. Setiap tahunnya, diadakan perayaan meriah di makam. 

Perayaan ini menarik minat ribuan peziarah dan menyatukan semua bagian masyarakat. Peziarah juga mengunjungi tempat-tempat suci untuk mencari syafaat. Seperti memperoleh kesembuhan atau kelahiran anak laki-laki. Perempuan secara khusus ditunjuk untuk kegiatan yang berhubungan dengan makam.

Sebelum kedatangan Islam pada abad ke-7, ada beberapa agama yang dipraktikkan di Afghanistan kuno. Termasuk Zoroastrianisme , ibadah surya, Paganisme,  Hindu dan Buddha. Zoroastrianisme menjadi agama daerah yang begitu dominan bagi kaum Afghanistan kuno. Bahkan, Zoroastrianisme memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan warga Afghanistan saat itu.

Secara historis, tentara Arab Muslim memasuki wilayah itu pada peralihan abad ke-8 Masehi. Banyak kerajaan Muslim muncul di wilayah itu pada abad-abad berikutnya dan memperluas wilayah Islam hingga ke Asia Tengah dan Selatan.

Islam masuk ke Afghanistan sejak masuknya Ashim bin Umar at-Tamimi pada masa khalifah Umar bin Khattab. Pada masa pemerintahan Usman bin Affan, Islam telah memasuki Kabul. Pada 870 M pengaruh Islam telah mengakar di seluruh negeri, terutama di  bawah penaklukkan (futuhat) Mahmud Gaznawi. 

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement