Kamis 23 Jul 2020 09:18 WIB

Cerita Sivitas UMM Saat Belajar di Eropa

Mahasiswa UMM dapat International Credit Mobility Programme Beasiswa Erasmus+.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Mahasiswa penerima beasiswa Erasmus+, Firdaus Faraj Ba-Gharib
Foto: umm
Mahasiswa penerima beasiswa Erasmus+, Firdaus Faraj Ba-Gharib

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Firdaus Faraj Ba-Gharib tak pernah bermimpi bisa lolos beasiswa bergengsi untuk berkuliah S1 di Eropa. Mahasiswa Prodi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini diterima International Credit Mobility Programme Beasiswa Erasmus+.

Beasiswa Erasmus+ merupakan program Uni Eropa (UE) bidang pendidikan, pelatihan, pemuda dan olahraga. Program beasiswa ini diperuntukkan mahasiswa, staf, kandidat doktor dan dosen yang berminat melanjutkan studi. Program tersebut juga bisa untuk mereka yang ingin mengajar atau melakukan penelitian di Eropa.

Faraj, begitu ia disapa, sebetulnya punya mimpi untuk melanjutkan sekolah magisternya (S2) di luar negeri. “Lah, kok Allah ngasihnya lain dan lebih dari yang Faraj inginkan," kata Faraj.

Semula, Faraj telah mencari informasi beasiswa sejak baru berstatus mahasiswa. Dia banyak bertanya ihwal beasiswa mahasiswa berprestasi ataupun lainnya di kampus. Sampai akhirnya, ia mengetahui tentang beasiswa kuliah di Eropa saat berteman dengan mahasiswa asing. Ia pun menindaklanjuti informasi tersebut dengan mencari informasi ke kantor kerjasama luar negeri milik UMM, International Relations Office (IRO). Dari situ, Faraj mengaku mendapatkan motivasi dan semangat untuk mewujudkan mimpinya kuliah di luar negeri.

Di kampus, putri dari Faraj Fuad Ba-Gharib dan Satin Semitha ini terbilang aktif dan berprestasi. Hal itu ditunjukkan melalui keaktifannya di banyak organisasi kemahasiswaan. Seperti BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis, International Buddy UMM, Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana), Relawan Pajak DJP Pajak, Putra-Putri Kampus, serta Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah FEB UMM.

“Jangan sia-siakan kesempatan kita saat menjadi mahasiswa,” pesan perempuan kelahiran 1999 ini.  

Saat ini Farah berstatus sebagai mahasiswa semester lima. Selama enam bulan hingga satu tahun, Faraj bakal mengkonversi mata kuliah di Warsaw School of Economics (SGH) Polandia.

Ada 25 sivitas akademika yang terdiri dari dosen, mahasiswa dan staf yang dinyatakan lolos beasiswa Erasmus+ melalui program Student, Teaching and Training Staff Mobility di berbagai universitas di Eropa. Secara bergilir, mahasiwa yang lolos sebagai Awardee Erasmus+ bakal diberangkatkan antara bulan September 2020 hingga Februari 2021.

“Untuk dosen dan staf, jadwal pemberangkatan menunggu informasi dari host university,” kata Erasmus+ Programme Coordinator, Dimas A Prassetyo dalam keterangan pers yang diterima Republika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement