Kamis 23 Jul 2020 08:37 WIB

Wall Street Ditutup Menguat di Tengah Perdebatan Stimulus

Partai Demokrat dan Republik tetap terpecah tentang rincian paket stimulus baru.

Bursa saham di Wall Street
Foto: AP
Bursa saham di Wall Street

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Bursa saham Amerika Serikat Wall Street menguat pada akhir perdagangan Rabu (23/7), setelah sesi maju-mundur karena investor mencerna hasil kuartala  yang beragam dan negosiasi stimulus yang kontroversial di Washington.

Dow Jones Industrial Average naik 165,44 poin atau 0,62 persen, menjadi 27.005,84. Indeks S&P 500 naik 18,72 poin atau 0,57 persen, menjadi 3.276,02 poin. Indeks Komposit Nasdaq naik 25,76 poin atau 0,24 persen, menjadi 10.706,13 poin.

Baca Juga

Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup lebih tinggi dengan utilitas naik 1,53 persen, memimpin kenaikan. Sektor energi turun 1,34 persen, merupakan kelompok dengan kinerja terburuk.

Indeks-indeks saham utama berfluktuasi hampir sepanjang hari, tetapi berakhir di wilayah positif, dengan Nasdaq memiliki keuntungan terkecil, dibatasi oleh penurunan 1,2 persen di saham Amazon.com Inc.

 

S&P 500 tetap di wilayah positif tahun ini, naik 1,4 persen. Nasdaq telah naik lebih banyak 19,3 persen sejak 1 Januari, sedangkan Dow masih turun 5,4 persen.

"Investor kelaparan untuk meraih pendapatan dan mereka tidak bisa memperolehnya di pasar obligasi sehingga mereka mencari ke ekuitas," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities di New York. 

"Tetapi meskipun indeks-indeks naik, investor tampak semakin lebih berhati-hati."

Angka-angka terbaru menunjukkan lebih dari 1.000 kematian di Amerika Serikat akibat COVID-19 pada Selasa (21/7), menjadikan total korban jiwa hampir 142.000. Para ahli memperingatkan bahwa jumlah akan meningkat lebih lanjut karena lonjakan infeksi baru.

Partai Demokrat dan Republik di Kongres AS tetap terpecah tentang rincian paket stimulus baru yang diperkirakan menelan biaya satu triliun dolar AS atau lebih, kurang dari dua minggu sebelum tunjangan yang diperpanjang akan berakhir bagi jutaan orang Amerika yang menganggur.

"Saya menduga pemerintah akan mendorong untuk meloloskan stimulus sebelum perpanjangan berakhir," tambah Cardillo. "Atau pengeluaran konsumen akan goyah lagi."

Di sisi ekonomi, penjualan existing homes (rumah yang sebelumnya telah dimiliki atau rumah yang sudah dibangun sebelumnya selama satu bulan) melonjak dengan rekor 20,7 persen pada Juni.

Musim laporan laba kuartal kedua dalam ayunan penuh, dengan 75 konstituen S&P 500 membukukan hasil. Dari mereka, 77,3 persen telah mengalahkan konsensus, menurut data Refinitiv.

Pfizer Inc melonjak 5,1 persen setelah pembuat obat dan perusahaan biotek Jerman BioNTech SE mengumumkan pemerintah AS akan membayar 1,95 miliar dolar AS untuk 100 juta dosis kandidat vaksin Covid-19 mereka.

Operator rumah sakit HCA Healthcare Inc melaporkan laba kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, mengirimkan sahamnya melonjak 12,0 persen. Saham Snap Inc merosot 6,2 persen setelah membukukan rugi bersih 326 juta dolar AS dan memperkirakan pengguna kuartal saat ini lebih sedikit dari yang diperkirakan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement