Rabu 22 Jul 2020 21:46 WIB

Dua Pekan Terakhir Positive Rate di DIY 1,95 Persen

Jubir DIY menyebut terjadi lonjakan positif Covid-19 di DIY

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Tenaga medis mengambil sampel darah pedagang saat Rapid Diagnostic Test (RDT) Covid-19 di Pasar Bantul, Yogyakarta. Angka positive rate Covid-19 di DIY terbilang rendah, walaupun kasus baru positif Covid-19 terus bertambah.
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Tenaga medis mengambil sampel darah pedagang saat Rapid Diagnostic Test (RDT) Covid-19 di Pasar Bantul, Yogyakarta. Angka positive rate Covid-19 di DIY terbilang rendah, walaupun kasus baru positif Covid-19 terus bertambah.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Angka positive rate Covid-19 di DIY terbilang rendah, walaupun kasus baru positif Covid-19 terus bertambah. Positive rate sendiri merupakan rasio antara jumlah orang yang mendapatkan hasil positif dari tes Covid-19 dengan total jumlah orang yang menjalani tes.

Juru Bicara Penanganan Covid-19 untuk DIY, Berty Murtiningsih mengatakan, angka positive rate Covid-19 di DIY sebesar 1,95 persen dalam dua pekan terakhir.

"Dua pekan terakhir ini positive rate kita 1,95 persen yang dihitung dari jumlah orang yang positif. Kami setiap pekan melakukan perhitungan," kata Berty di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Rabu (22/7).

Beberapa hari ini, lonjakan kasus positif terjadi di DIY. Bahkan, tambahan kasus baru di DIY mencatatkan rekor pada 21 dan 22 Juli 2020 yang masing-masingnya bertambah 28 dan 21 kasus baru.

Berty mengungkapkan, adanya lonjakan kasus baru ini dikarenakan meningkatnya jumlah orang yang diperiksa melalui swab/PCR. Berty mengaku, pihaknya memang memasifkan tes swab secara massal, terutama bagi tenaga kesehatan yang memiliki risiko lebih besar terpapar Covid-19.

Hingga saat ini, seluruh kabupaten dan kota di DIY sudah memeriksa 22.300 sampel. Jumlah sampel tersebut terdiri dari 18.011 orang yang menjalani tes swab, termasuk tenaga kesehatan di dalamnya.

 

Sementara itu, kasus positif hingga 22 Juli ini sudah mencapai 486 kasus. Dari 486 kasus tersebut, Berty menyebut, 80 hingga 90 persen diantaranya merupakan Orang Tanpa Gejala (OTG).

"Ini menunjukkan di masyarakat kita OTG itu banyak. Maka yang harus kita lakukan, kita harus memproteksi pada kelompok-kelompok rentan. OTG itu kita tidak tahu apakah dia sakit atau tidak karena tidak ada masalah dalam kesehatannya," ujar Berty.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, DIY saat ini memaksimalkan pelaksanaan tes Covid-19 secara massal. Baik rapid diagnostic test (RDT) maupun tes swab.

"Ini (hasil positif) bisa segera kita ketahui karena ketersediaan laboratorium dengan kapasitas yang cukup banyak ini, bisa disegerakan hasilnya kita umumkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement