Rabu 22 Jul 2020 21:16 WIB

Panen Raya, Harga Cengkih Kering di Poso Merosot

Harga cengkih kering di Poso kini tak lebih dari Rp 58 ribu per kilogram.

Petani menjemur cengkih (Ilustrasi). Harga cengkih yang semula mencapai Rp 120 ribu per kilogram di Poso, Sulawesi Tengah, kini turun drastis menjadi Rp 58 ribu per kilogram.
Foto: ANTARA/Basri Marzuki
Petani menjemur cengkih (Ilustrasi). Harga cengkih yang semula mencapai Rp 120 ribu per kilogram di Poso, Sulawesi Tengah, kini turun drastis menjadi Rp 58 ribu per kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, POSO -- Harga cengkih kering di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, turun drastis. Sebelumnya, cengkih kering laku antara Rp 100 ribu sampai Rp 120 ribu per kilogram, namun kini tak lebih dari Rp 58 ribu per kilogram.

Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Poso, Rama Tandawuya mengatakan penurunan harga itu terjadi ketika panen raya. Menurutnya, itu hal yang biasa terjadi.

Baca Juga

"Ini seperti hukum ekonomi, usai panen harga akan turun, kemungkinan harga akan naik lagi setelah selesai panen raya," katanya di Poso, Rabu.

Sementara itu, harga cengkih di pengumpul atau di beberapa toko pembeli cengkih masih berkisar Rp 57 ribu sampai Rp 58 ribu per kilogram. Meskipun harga sangat turun dari sebelumnya, namun petani tidak menyimpan cengkih untuk menunggu harga akan naik.

"Mau buat apalagi, untuk mencukupi kebutuhan keluarga di saat masa pandemi Covid-19, kami harus jual saja meskipun harga turun," ujar petani cengkih Desa Kuku, Ludin.

Penurun harga juga diakui salah seorang pembeli cengkih terbesar di wilayah Tentena, Destinus Salu. Ia mendapatkan cengkih dengan harga Rp 58 ribu per kilogram.

Menurut Destinus, penurunan harga itu sudah berlangsung selama sepekan. Sebelumnya, ia membeli cengkih seharga Rp 60 ribu per kilogram.

Selain harga turun, petani juga mengalami kesulitan dalam memanen dan menjemur karena daerah itu sedang dilanda musim hujan yang masih terus berlangsung. Akibatnya, cengkih yang seharusnya kering dalam waktu tiga hari saat matahari panas, kini lebih lama baru dapat dijual.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement