Kamis 23 Jul 2020 00:58 WIB

Putra Mahkota PRA Luqman Zulkaedin Jadi Raja Cirebon

Pergantian tahta Keraton Kasepuhan Cirebon  dilakukan sesuai tradisi turun temurun.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon, PRA Arief Natadiningrat.
Foto: dok. Istimewa
Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon, PRA Arief Natadiningrat.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kepemimpinan di Keraton Kasepuhan Cirebon akan segera berganti pasca-wafatnya Sultan Sepuh XIV, Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat. Putra mahkota PRA Luqman Zulkaedin akan menggantikan tahta ayahnya sebagai Sultan Sepuh XV.

Adik kandung almarhum Sultan Arief, Ratu Raja Alexandra Wuryaningrat, menyatakan, pergantian tahta di Keraton Kasepuhan Cirebon dari Sultan Arief kepada PRA Luqman, dilakukan sesuai tradisi yang berlangsung turun temurun. Namun, prosesi adat pergantian tahta sultan akan menunggu hingga masa berkabung lewat.

Alexandra menjelaskan, berdasarkan tradisi di Keraton Kasepuhan Cirebon, tahta dari sultan akan turun kepada putra mahkotanya. "Tetap dari garis laki-laki," kata Alexandra, Rabu (22/7).

PRA Luqman pun telah disiapkan untuk menggantikan kedudukan ayahnya, jauh sebelum Sultan Arief wafat. Luqman yang sebelumnya bergelar Pangeran Raja (PR), diberi gelar PRA saat Sultan Arief hendak menunaikan ibadah haji beberapa waktu yang lalu.

Hal itupun pernah disampaikan secara langsung oleh Sultan Arief, ketika ditanyakan mengenai penobatan putranya, PR Luqman Zulkaedin sebagai putra mahkota. Saat itu, Sultan Arief mengaku belum melakukannya secara khusus.

Namun, Sultan Arief telah menyerahkan anugerah calon penggantinya kepada PR Luqman dengan gelar Pangeran Raja Adipati (PRA). Hal itu dilakukannya saat hendak berangkat haji.

"Di depan para wargi dalam acara selamatan ibadah haji, saya menyerahkan anugerah calon pengganti (kepada Luqman) dengan gelar Pangeran Raja Adipati," tutur Sultan Arief, pada 10 Juli 2020 lalu.

Sultan Arief meninggal pada Rabu (22/7) pukul 05.20 WIB saat menjalani perawatan di RS Santosa Bandung akibat penyakit kanker usus. Dia dimakamkan di kompleks pemakaman Astana Gunung Jati Cirebon. Sultan Arief meninggalkan seorang istri, Raden Ayu Isye Natadiningrat, empat orang anak dan tiga orang cucu. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement