Rabu 22 Jul 2020 14:26 WIB

Nepal Resmi Mengakhiri Kebijakan Karantina Nasional

Karantina nasional di Nepal sebelumnya berlangsung selama 120 hari

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Seorang pemuda Nepal memegang poster ketika yang berkumpul untuk protes di dekat kediaman perdana menteri di Kathmandu, Nepal, Kamis (11/6). Sekitar 1000 pemrotes berkumpul menuntut penanganan yang lebih baik terhadap pandemi COVID-19.
Foto: AP / Niranjan Shrestha
Seorang pemuda Nepal memegang poster ketika yang berkumpul untuk protes di dekat kediaman perdana menteri di Kathmandu, Nepal, Kamis (11/6). Sekitar 1000 pemrotes berkumpul menuntut penanganan yang lebih baik terhadap pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Pemerintah Nepal mengakhiri karantina nasional yang berlangsung selama 120 hari, kebijakan yang diterapkan untuk menahan laju penyebaran virus corona.

Menteri Informasi Nepal Yuba Raj Khatiwada mengatakan jumlah kasus infeksi telah menurun mulai Rabu (22/7) kantor-kantor pemerintah dan swasta sudah dapat sepenuhnya beroperasi. Seluruh transportasi umum maupun pribadi diizinkan kembali ke jalan. Pasar, mal, dan toko-toko juga diperbolehkan dibuka kembali. Tapi bandara dan penerbangan komersial baru berjalan normal pada 1 Agustus mendatang.

Baca Juga

Khatiwada mengatakan sekolah dan kampus tetap ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut. Pertemuan besar di ruang publik, acara keagamaan, pesta, dan olahraga di gymnasium masih dilarang. Kebun binatang dan taman-taman juga tetap ditutup.

Nepal memberlakukan karantina nasional pada bulan Maret lalu dan memperpanjangnya beberapa kali. Negara itu mengkonfirmasi 17.994 kasus infeksi dan 40 kasus kematian terkait virus corona.  

Sementara itu, beberapa hari pemerintah Korea Selatan (Korsel) berharap dapat mengumumkan pandemi Covid-19 dalam kendali. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (KCDC) melaporkan 63 kasus baru.

KCDC mengatakan sekitar 36 di antaranya dilaporkan di wilayah metropolitan Seoul yang padat penduduk, di mana sekitar setengah dari 51 juta populasi Korsel tinggal. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement