Rabu 22 Jul 2020 11:54 WIB

Jiwasraya Jalankan Rencana Strategis Perbaiki Kinerja Minus

Laporan keuangan Jiwasraya menggambarkan liabilitas tinggi.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Petugas melintas di depan logo PT Asuransi Jiwasraya.
Foto: Republika/Wihdan
Petugas melintas di depan logo PT Asuransi Jiwasraya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Asuransi Jiwasraya (Persero) menyampaikan laporan keuangan perseroan 2019 yang telah diaudit dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono. Laporan ini memudahkan Jiwasraya dan shareholder untuk membuat roadmap penyelamatan dan penyehatan Jiwasraya.

Direktur Keuangan dan Investasi Jiwasraya Farid A Nasution mengatakan, posisi aset perusahaan di akhir 2019 tercatat sebesar Rp 18,13 triliun. Sedangkan posisi kewajiban pada tahun buku 2019 berada di angka Rp 52,74 triliun, dengan nilai ekuitas tercatat minus Rp 34,61 triliun.

Baca Juga

"Atas laporan keuangan yang telah disajikan secara wajar oleh KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono ini memudahkan Jiwasraya dan shareholder untuk membuat roadmap penyelamatan dan penyehatan Jiwasraya," ujar Farid dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (22/7).

Farid menilai, laporan keuangan ini juga menggambarkan tingginya liabilitas Jiwasraya karena produk-produk masa lalu yang tidak mencerminkan produk asuransi yang wajar karena memberikan garansi bunga tetap yang tinggi.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko mengatakan manajemen baru Jiwasraya bersama Kementrian BUMN dan Kementrian Keuangan selaku Pemegang Saham sedang menyusun rencana strategis terbaru dalam rangka memperbaiki kinerja perusahaan dan memenuhi kewajiban kepada nasabah.

Hexana mengungkapkan, rencana strategis Jiwasraya telah dikomunikasikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan DPR. Rencana strategis tersebut akan diimplementasikan ke dalam program restrukturisasi yang direncanakan akan dimulai bulan Agustus 2020 setelah mendapat konfirmasi pendanaan dari Pemegang Saham.

"Restrukturisasi merupakan agenda utama penyehatan perusahaan dan akan segera dimulai. Keberhasilan restrukturisasi membutuhkan dukungan dan kerja sama semua pihak," ucap Hexana.

Sebagaimana diketahui, demi memperbaiki kinerja perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia tersebut, sejak 2018 jajaran Kementerian BUMN telah melakukan 3 kali perombakan susunan Direksi dan melaksanakan aksi korporasi guna menyelesaikan ekuitas negatif dan memenuhi kewajiban kepada nasabah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement