Selasa 21 Jul 2020 14:41 WIB

Penyuluh di Jawa Barat Ikuti Pelatihan TOT Proyek SIMURP 

Dedi berharap pelatihan TOT bisa memberikan manfaat kepada penyuluh.

Para penyuluh pertanian di Jawa Barat mengikuti Pelatihan TOT proyek SIMURP gelombang I, 20-23 Juli 2020, di Balai Pelatihan Pertanian di Cihea, Cianjur Jawa Barat.
Foto: dokpri
Para penyuluh pertanian di Jawa Barat mengikuti Pelatihan TOT proyek SIMURP gelombang I, 20-23 Juli 2020, di Balai Pelatihan Pertanian di Cihea, Cianjur Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR – Para penyuluh pertanian di Jawa Barat mengikuti Pelatihan TOT proyek SIMURP gelombang I, 20-23 Juli 2020, di Balai Pelatihan Pertanian di Cihea, Cianjur Jawa Barat. Kegiatan ini diikuti 54 peserta yang berasal dari Kabupaten Indramayu dan Cirebon. Peserta terdiri dari penyuluh pendamping di lokasi proyek SIMURP, koordinator BPP, penyuluh pertanian kabupaten dan provinsi, petugas proyek SIMURP  kabupaten dan provinsi.

Hadir Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Leli Nuryati, Kepala Dinas TPH Provinsi Jawa Barat Dadan Hidayat yang didampingi oleh Kabidluh Ety Mulyati, Kepala Balai Pelatihan Pertanian Cihea, tim SIMURP Pusat dan tim Fasilitator. Pelaksanaan  TOT ini dibuka Kadis TPH Provinsi Jawa Barat. 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan penyuluh harus terus melengkapi diri dengan informasi terbaru seputar pertanian.

"Penyuluh adalah garda terdepan pertanian. Oleh karena itu penyuluh pun harus terjun ke lapangan untuk mendampingi petani. Agar hasil pertanian bisa maksimal dan produktivitas meningkat," tutur Mentan SYL.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan, proyek SIMURP harus mampu memperkuat BPP. Sebab, program utama Kementerian Pertanian dilaksanakan di BPP. 

"Oleh karena itu, BPP yang telah menerima sarana IT tahun 2019 harus dimanfaatkan seoptimal mungkin. Khususnya, dalam menyediakan data-data pertanian yang terkoneksi dengan AWR Kementerian Pertanian," katanya. 

Dedi berharap pelatihan TOT bisa memberikan manfaat kepada penyuluh dalam meningkatkan  pengetahuan dan turut berdampak pada peningkatan produksi dan produktivitas pertanian dengan cerdas memanfaatkan iklim. 

"Misalnya bagaimana pertanian hanya memerlukan air sedikit tetapi produktivitasnya tetap tinggi. Cara lainnya adalah  dengan menghemat pupuk. Apalagi pupuk juga menjadi faktor pengungkit produktivitas yang luar biasa. Pupuk menjadi faktor penting untuk produksi," tutur Dedi Nursyamsi.

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan, Leli Nuryati mengatakan pelatihan TOT harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh penyuluh.

"Penyuluh harus mempelajari dan memperhatikan materi yang disampaikan oleh tim fasilitator. Wujudkan kepada petani bahwa peserta TOT adalah guru dan pelatih yang memberikan pengetahuan dan wawasannya   untuk meningkatkan pendapatan petani khususnya di daerah irigasi melalui CSA," ujar Leli Nuryati.

Sedangkan Kadistan TPH Provinsi Jawa Barat, Dadan Hidayat,  mengatakan pelatihan TOT diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme penyuluh.

“Dan penyuluh bisa berperan maksimal dalam meningkatkan produksi produktivitas komoditas pertanian melalui peningkatan Indeks Pertanaman (IP) di lokasi proyek SIMURP, merubah pola pikir petani untuk mengembangakan usahanya melalui adopsi teknologi yang berbasis Climate Smart Agriculture (CSA) khususnya di lokasi irigasi  Provinsi Jawa Barat,” katanya. 

Dalam kesempatan itu, Dadan Hidayat secara simbolis memberikan ATK  kepada peserta dari Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement