Selasa 21 Jul 2020 13:43 WIB

Kasus Covid-19 Amerika Latin Tambah Parah, Tembus 3,8 Juta

Jumlah kematian akibat Covid-19 di Amerika Latin telah mencapai 158 ribu kasus.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Seorang pria yang mengenakan masker pelindung saat melintasi kios-kios yang telah dibuka kembali di Mexico, Kamis (25/ 6). Amerika Latin sekarang menjadi pusat pandemi, tetapi dengan ratusan juta orang bergantung pada pasar-pasar ini untuk makanan dan mata pencaharian, apakah dan bagaimana mereka bisa beroperasi dengan aman.(AP Photo/Rebecca Blackwell)
Foto: AP/Rebecca Blackwell
Seorang pria yang mengenakan masker pelindung saat melintasi kios-kios yang telah dibuka kembali di Mexico, Kamis (25/ 6). Amerika Latin sekarang menjadi pusat pandemi, tetapi dengan ratusan juta orang bergantung pada pasar-pasar ini untuk makanan dan mata pencaharian, apakah dan bagaimana mereka bisa beroperasi dengan aman.(AP Photo/Rebecca Blackwell)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Kasus infeksi virus corona tipe baru atau Covid-19 di Amerika Latin telah melampaui 3,8 juta kasus, pada Senin (20/7) waktu setempat. Sementara, kematian pasien Covid-19 di sejumlah negara di kawasan itu mencapai 158 ribu kematian.

Penyumbang terbesar dari kasus-kasus tersebut yakni Brasil yang mencatat lebih dari 2,1 juta Covid-19. Sementara Peru, Meksiko, dan Cile jauh di belakang Brasil, menurut angka yang dihimpun oleh Johns Hopkins University and Medicine yang berbasis di Amerika Serikat (AS). 

Baca Juga

Presiden Brasil Jair Bolsonaro telah dinyatakan positif Covid-19. Dalam sebuah kesempatan, dia datang dalam jarak beberapa meter bersama dengan ratusan pengikutnya di taman kediaman presiden, Ahad lalu.

Bolsonaro berjalan melintasi halaman di mana ia menyapa rakyatnya, yang menghabiskan beberapa jam di luar istana untuk berdoa demi kesehatan presiden. 

"Mari kita berjalan dengan pandemi, kita akan mengatasi ini. Kami memiliki tim menteri yang sangat baik, terutama menteri kesehatan, dan semuanya terjadi sehingga kita dapat dengan cepat membangun masa depan Brasil," kata Bolsonaro tanpa mengenakan masker, dikutip laman Anadolu Agency, Selasa (21/7). Di Brasil, jumlah total orang yang terinfeksi telah meningkat menjadi 2.118.646. Jumlah kematian mencapai 80.120.

Sementara di Meksiko, kasus dan kematian akibat virus dengan naman resmi SARS-CoV-2 itu juga terus meingkat. Menurut otoritas kesehatan, terdapat 349.396 kasus dan 39.485 kematian akibat virus pada Senin (20/7) waktu setempat. Angka-angka itu membuat para ahli menyimpulkan bahwa negara tersebut dapat melebihi angka kematian Inggris pada akhir bulan.

Di tengah krisis kesehatan, gesekan politik dengan tetangga AS muncul. Dalam sebuah wawancara dengan Fox News, Presiden Donald Trump menuduh Meksiko tidak membantu AS dengan pandemi dan menyatakan bahwa pembangunan tembok sedang berlangsung.

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador menganggap komentar Trump hanya mauver politik semata, sebab telah memasuki masa-masa pemilihan presiden AS.

Meskipun jumlah kasus masih meningkat, beberapa dari 32 negara bagian Meksiko telah mulai membuka kembali sektor-sektor ekonomi sesuai dengan sistem lampu lalu lintas. Negara-negara di bawah "lampu merah" harus melanjutkan langkah-langkah pembatasan yang ketat dan penutupan banyak bisnis yang tidak penting. Negara bagian di bawah "lampu oranye" diizinkan untuk dibuka kembali dengan beberapa batasan.

Di Cile, Presidennya Sebastian Pinera menyampaikan rencana deeskalasi, yang disebut Paso a Paso, untuk secara bertahap mengaktifkan kembali negara itu setelah lima pekan mengalami kemajuan dalam melawan virus.

"Peningkatan lima pekan ini memungkinkan kami hari ini untuk memulai tahap baru dan melihat ke masa depan dengan harapan yang lebih besar," katanya. Negara ini telah mencatat hampir 331.000 kasus dan 8.503 kematian sejauh ini.

Sementara iu, Venezuela kembali melakukan lockdown atau karantina wilayah ketat di seluruh negeri. Diumumkan oleh Presiden Nicolas Maduro, bahwa pekan ini tujuh hari karantina radikal akan dimulai di seluruh wilayah nasional dalam upaya untuk mengekang penyebaran virus corona.

Virus telah menginfeksi 11.891 orang dan 112 kematian di Venezuela. Hanya sektor esensial makanan dan kesehatan yang akan beroperasi. Venezuela menerapkan sistem 7-7 yakni mengamati tujuh hari karantina ketat dan tujuh hari fleksibel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement