Selasa 21 Jul 2020 12:01 WIB

Protokol Kesehatan Diabaikan, Ini Inisiasi Muhammadiyah

Muhammadiyah menyinergikan dukungan internal dan eksternal, dalam dan luar negeri.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
(Covid-19 (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
(Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) terus melaksanakan program-program penanganan di Indonesia. Muhammadiyah menyinergikan dukungan internal dan eksternal, dalam dan luar negeri, bahkan pemerintah dan swasta.

Tim Media MCCC PP Muhammadiyah Budi Santoso mengatakan, salah satu program yang sedang dijalankan bernama Sigrak (Siaga Gerakan Hadapi Korona). Program ini didukung Departemen Luar Negeri dan Perdanganan Australia (DFAT).

Lewat Sigrak, MCCC melaksanakan program edukasi Covid-19 yang terwujud dalam beberapa kegiatan. Mulai pengadaan spanduk, baliho dan mobil edukasi Covid-19 yang dilakukan di 13 wilayah dan 34 daerah mulai Bengkulu, Banten, dan Bali.

Lalu, DIY, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah. Hingga Juli, tidak kurang dari 700 spanduk dan baliho sudah terpasang di semua wilayah tersebut.

Edukasi lain melalui webinar yang bertajuk Covid-19 Talk MCCC dengan berbagai macam bidang tema. Sejak 2 April-13 Juli 2020 sudah ada 55 tema Covid-19 Talk yang mengudara dengan jangkauan mencapai 164.779 orang yang melihat (viewer).

Disiarkan melalui semua fanpage media sosial yang dipakai Tim Diseminasi dan Publikasi MCCC PP Muhammadiyah dalam mensyiarkan program tersebut. Publikasi yang dilakukan selain bersifat offline, juga memakai berbagai saluran media.

Mulai dari media massa seperti televisi, radio, media cetak dan media daring. Dilakukan pula melalui media sosial seperti YouTube, Instagram, Facebook, Twitter, grup-grup WhatsApp dan aplikasi-aplikasi siaran langsung.

"Selain publikasi edukasi, MCCC PP Muhammadiyah melaksanakan pembukaan call center terkait Covid-19 langsung secara kesehatan maupun layanan konsultasi psikososial dan agama," kata Budi lewat rilis yang diterima Republika, Senin (20/7).

Hingga 15 Juli 2020, layanan call center kesehatan sudah diakses 880 orang, psikologi 183 orang dan agama 129 orang. Publikasi utama dari program MCCC PP Muhammadiyah adalah penerbitan 35 panduan dan tuntunan pencegahan Covid-19.

"Karena ini menyangkut inti penanganan Covid-19 dari sisi pencegahan dengan materi panduan umum, pedoman individu, keluarga, komunitas, kelompok rentan dan disabilitas," ujar Budi.

MCCC menerbitkan 5.000 panduan dan tuntunan yang ditujukan untuk 13 wilayah dan 34 daerah sasaran program Sigrak. Hal ini temui tantangan sejak PSBB dilonggarkan pemerintah dan disikapi salah sebagian masyarakat yang abai.

Banyak yang tidak laksanakan protokol kesehatan seperti tidak memakai masker, berkerumun dan menggelar pertemuan banyak orang. Budi menekankan, MCCC maupun Muhammadiyah konsisten dengan sikapnya sejak awal, Covid-19 belum berakhir. 

Penanganan Covid-19 di Indonesia yang kasusnya terus baik, bagi Muhammadiyah harus disikapi dengan pelaksanaan protokol kesehatan ketat. Minimal tiga langkah seperti memakai masker, mencuci tangan dan jaga jarak harus secara disiplin.

Ini dikarenakan secara statistik angka penderita Covid-19 terus meningkat dan belum menunjukkan tanda-tanda landai apalagi turun. Karenanya, Muhammadiyah melalui koordinasi terpusat MCCC akan terus melaksanakan pelayanannya.

Budi menegaskan, edukasi Covid-19 akan terus dilaksanakan dan pelayanan bagi warga yang terpapar Covid-19 akan terus dijalankan dengan kemampuan yang ada. Ke depan, akan diantisipasi dampak ekonomi dengan program ketahanan pangan.

"Ikhtiar tidak boleh lelah dilakukan karena riil wabah ini belum berakhir dan warga terpapar Covid-19 terus bertambah. Semua harus dilakukan gotong royong karena tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah karena sekali lagi, wabah ini belum berakhir," kata Budi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement