Selasa 21 Jul 2020 11:30 WIB

Nusa Mandiri CONNECT Ajak Pelajari Data Mining for Education

Penggunaan penelitian data mining untuk pendidikan sangat luas.

Dokumentasi foto kegiatan webinar CONNECT oleh STMIK Nusa Mandiri, Sabtu (18/7).
Foto: Dok STMIK Nusa Mandiri
Dokumentasi foto kegiatan webinar CONNECT oleh STMIK Nusa Mandiri, Sabtu (18/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Studi Ilmu Komputer Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Nusa Mandiri kembali mengadakan Seminar Online Nusa Mandiri CONNECT (Collaborate Network through Emerging Commucation Technology) bersama Peneliti Bidang Pembelajaran  Mesin dan Data Mining. Narasumber webinar CONNECT yakni Muhamad Fathurahman, Asisten Riset proyek Resilient Emergency Preparedness for Natural Disaster Response Through Operational Research;  dan Dr Windu Gata, IT Consultant dan System Solution Manager Corporate Marthatilaar Group. Kegiatan itu diadakan Sabtu (18/7).

Muhamad Fathurahman mengatakan Educational Data Mining merupakan sebuah disiplin ilmu yang mempelajari metode-metode untuk mendapatkan ekstrasi suatu pengetahuan atau pola/model/rumus yang sebelumnya belum diketahui dari data aktivitas pembelajaran yang besar.

“Untuk  mendapatkan ekstraksi data dari aktivitas pembelajaran, dibuatkan studi kasus sistem prediksi mahasiswa menggunakan teknik data mining yang dapat memprediksi kelulusan mahasiswa pada awal semester empat,” jelas Fathurahman dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Pada kesempatan yang sama,  Dr Windu Ganta mencontohkan penelitian data   mining untuk pendidikan menggunakan data lokal seperti particle swarm optimazation based C4.5 for teacher performance classification, algorithm implementations naïve bayes, random forest C4.5 on online gaming for learning achievement predictions, dan prediction of teachers lateness faktors coming to school using C4.5, random tree.

Selain itu, random forest algorithm dan penerapan algoritma klasterisasi dan klasifikasi pada tingkat kepentingan sistem pembelajaran di universitas terbuka.

“Semoga dengan contoh-contoh penelitian ini, peserta webinar akan lebih terbuka lagi wawasannya dan punya ide berikutnya untuk diteliti kembali,” tutup Dr Windu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement