Senin 20 Jul 2020 21:00 WIB

Arief Rosyid : Bersyukur Membersamai Umroh dengan Orang Tua

Mempermudah urusan orang lain maka urusan pribadi pasti akan dilapangkan.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Arief Rosyid : Bersyukur Membersemai Umroh dengan Orang Tua. Foto: Arief Rosyid Hasan berpose disela-sela saat wawancara di Kantor PP Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pusat , Jalan Jenggala, Jakarta, Rabu (9/5).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Arief Rosyid : Bersyukur Membersemai Umroh dengan Orang Tua. Foto: Arief Rosyid Hasan berpose disela-sela saat wawancara di Kantor PP Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pusat , Jalan Jenggala, Jakarta, Rabu (9/5).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- M Arief Rosyid Hasan yang kini menjabat sebagai Komisaris Independen BSM menceritakan perjalanan ibadah umrahnya yang paling berkesan. Saat itu tahun 2016, Arief berangkat umrah beraama kedua orang tuanya.

"Umroh pertama ini paling berkesan karena pertama kalinya dan pergi setelah beberapa pekan setelah menikah," ujar dia kepada Republika.co.id, Senin (20/6).

Arief terpaksa tidak mengajak serta istrinya karena sedang hamil. Namun dia merasa bersyukur membersamai kedua orang tuanya beribadah bersama.

Bagi dia pengalaman ini adalah pengalaman yang paling berharga. Karena tidak banyak yang bisa mendampingi orang tua apalagi yang telah berusia lanjut. Arief melaksanakan ibadah umrah bertepatan dengan Ramadhan. Sehingga di masa itu jamaah umrah lebih ramai dari biasanya.

Ketika sampai di hadapan Ka'bah, jamaah riuh berkumpul menjadi satu dengan latar belakang negara dan budaya yang berbeda. "Saat itu yang paling berkesan ketika berbuka puasa, kita tidak membawa persediaan berbuka puasa bahkan dipaksa ambil dari sesama saudara Muslim," tutur dia.

Di sinilah terasa kekuatan Islam agama yang rahmatan lil alamin, bahwa agama ini mengajarkan dan menekankan kemanusiaan. Hal itu terasa ketika di tanah suci. 

Ketua Pemuda Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini juga mengatakan umroh ketika Ramadhan terasa lebih guyub. Setiap orang berlomba-lomba untuk menyajikan makanan berbuka puasa karena mengetahui ganjaran bagi mereka betapa besar. "Saat di sana kesadaran sosial saling memberi begitu tinggi diitambah lagi pengalaman mendampingi kedua orang tua," jelas dia.

Kemudian rasa haru semakin membuncah ketika pertama kali melihat Ka'bah. Biasanya hanya mendengar cerita dari mulut ke mulut kini melihat secara langsung. Apalagi dahulu hanya melihat sebatas layar kaca saja. 

Rasa syukur semakin meluap ketika melihat semua orang berkumpul dari penjuru dunia hanya satu tujuan bersujud kepada Allah dan mentasbihkan nama Allah. Ritual ibadah untuk tawaf tak ada hentinya selama 24 jam.

Dia pun bersyukur rangkaian ibadah umroh dari awal hingga akhir tidak mengalami kendala berarti. Karena dia yakin selama mempermudah urusan orang lain maka urusan pribadi pasti akan dilapangkan. Demikian juga ketika menolong agama Allah, maka Allah akan menolong hamba-Nya.

"Tak hanya urusan ibadah, baik urusan organisasi maupun pekerjaan saya selalu menerapkan untuk mempermudah urusan orang lain," kata mantan ketua umum PB HMI ini.

Hanya satu ujian yang menurut Arief ketika itu dianggap berat, adalah ketika harus meninggalkan istri yang sedang hamil dan baru saja menikah. Namun Arief berusaha menyerahkan segalanya kepada Allah semata, dia titipkan istri dan anak di dalam kandungannya kepada Allah.

Pengalaman lain yang juga berkesan adalah umroh ketika mendampingi Wakil Ketua Umum DMI Syafruddin. Saat itu dia melakukan kunjungan ke Arab Saudi untuk membahas Museum Rasulullah bersama pemerintah Saudi di Riyadh sembari memantau pasca ibadah haji 2018. 

Beberapa pekan setelah musim haji, banyak jamaah haji yang masih berada di Arab Saudi. Sehingga Arief menyempatkan untuk bertemu dengan warga Indonesia yang berada di sana.

Beberapa kloter jamaah haji yang belum pulang ke Tanah Air dan tenaga musiman masih berkumpul di Makkah. Arief pun sempat menemui mereka yang sebagian besar adalah mahasiswa dari 20 negara yang tengah mengadakan pertemuan.

Momen ini dimanfaatkan Arief untuk silaturahmi dan bertukar gagasan mengenai pemuda Islam dunia. Karena mereka yang saat itu berkumpul merupakan representasi pemuda Muslim Indonesia yang berada di luar negeri. Arief berharap agar pemuda Indonesia dapat mengembangkan jejaring di luar negeri. 

Setelah silaturahmi ini, Arief pun melaksanakan ibadah umroh seperti biasa. Hingga saat ini dia mengaku belum berhaji, sebenarnya dia berniat berangkat tahun ini, namun karena terkendala pandemi sehingga niat ibadah tersebut harus tertunda. 

"Dengan tertundanya niat ibadah ini bisa jadi Allah memberikan hikmah begitu besar yang kita belum tahu bahwa itu adalah yang terbaik untuk hamba-Nya," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement