Senin 20 Jul 2020 16:41 WIB

DPR RI Apresiasi Optimalisasi Baznas dalam Menangani Pandemi

Optimalisasi Baznas dalam penanganan Covid-19 di Jawa Tengah merupakan langkah besar

Rep: bowo pribadi/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat memaparkan penanganan pandemic Covid-19, di hadapan rombongan Komisi VIII DPR RI, di ruang rapat Gubernur Jawa Tengah, Senin (20/7).
Foto: pemprov Jateng
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat memaparkan penanganan pandemic Covid-19, di hadapan rombongan Komisi VIII DPR RI, di ruang rapat Gubernur Jawa Tengah, Senin (20/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Optimalisasi lembaga pengelola zakat daerah (Baznas) dalam mendukung penanganan dampak pandemi Covid-19 di Jawa Tengah mendapatkan apresiasi dari Komisi VIII DPR RI.

Sehingga dalam menangani berbagai problem kemasyarakatan akibat dampak pandemi Covid-19, Jawa Tengah tidak hanya mengandalkan ‘asupan’ anggaran dari Pemerintah saja. “Namun juga memaksimalkan peran Baznas,” ungkap Anggota Komisi VIII DPR RI, M Husni usai bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di sela kunjungan kerja di  Semarang, Senin (20/7).

Ia mengatakan, hari ini ia bersama dengan sejumlah anggota Komisi VIII DPR RI melakukan kunjungan ke Jawa Tengah. Salah satunya bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah untuk mendengarkan penjelasan terkait penanganan dampak Covid-19 di daerahnya.

Khusus dalam penanganan pandemi, legislator Partai Gerindra ini mengapresiasi optimalisasi Baznas dalam penanganan Covid-19 di Jawa Tengah yang menurutnya merupakan langkah yang luar biasa.

“Di daerah lain, Baznas itu untuk buat gedung dan beli kebun, tapi di sini dimanfaatkan benar-benar untuk kepentingan masyarakat, tak terkecuali masyarakat yang terdampak Covid-19,” jelasnya.

Hal ini diamini oleh ketua rombongan kunjungan kerja Komisi VIII, Bukhori Yusuf. Menurutnya, langkah Gubernur Jawa Tengah yang tidak hanya mengandalkan APBN dan APBD dalam menangani pandemi Covid-19 tersebut bisa dicontoh.

Sebab dengan menggerakkan banyak sektor dan potensi lain seperti Baznas maka percepatan penanganan Covid-19 akan optimal. “Salah satu yang menarik di Jawa Tengah mengoptimalkan  Baznas ini,” katanya.

Sehingga, kata Bukhori, seperti yang dijelaskan gubernur, Baznas memiliki peran yang signifikan dalam penanggulangan pandemi Covid-19, untuk mengcover masyarakat yang terdampak secara langsung.

Misalnya ada mahasiswa Jawa Tengah yang berada di Sudan tidak bisa pulang, mereka dibantu melalui Baznas. Ada juga bantuan untuk para santri yang tidak pulang, bantuan untuk guru ngaji dan sebagainya. “Ini sangat menginspirasi,” tegas legislator F PKS tersebut.

Hal lain yang menjadi perhatian Komisi VIII DPR RI, lanjut Bukhori, adalah Program Jogo Tonggo Gubernur Jawa Tengah dalam mempercepat penanganan dampak pandemi Covid-19 di Jawa Tengah.

Ia juga sepakat, kendati program Jogo Tonggo ini merupakan manifestasi kearifan lokal masyarakat di Jawa Tengah, namun juga tepat jika diterapkan untuk mempercepat penanganan pandemi di negeri ini.

“Saya kagum program Jogo Tonggo ini keren dan tidak ada di tempat lain. Ini juga bagus untuk dicontoh dan diterapkan di daerah lain di tanah air,” tambahnya.

Ia juga mengatakan, di tengah problem data warga miskin, berapa pengangguran dan siapa saja yang layak mendapat bantuan, program Jogo Tonggo ini bisa menjadi solusi yang tepat.

Karena Jogo Tonggo ini seperti gugus tugas paling depan karena berada di lingkup/ tingkat Rukun Warga (RW), sehingga kebijakan- kebijakan yang diambil dalam program ini sudah pasti mengena di lingkungannya.

“Mereka yang benar-benar miskin, pengangguran karena terdampak Covid-19 dan sebagainya menjadi tanggungjawab lingkungan bersama- sama untuk ikut menangani dan membantu,” tandasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyampaikan, bantuan dari negara --selama pandemi berlangsung-- dipastikan tidak akan pernah cukup untuk mengcover semua masyarakat.

Karena itu, Jawa Tengah tidak hanya mengandalkan anggaran dari Pemerintah saja, namun juga menggerakkan kearifan lokal dan membentuk program Jogo Tonggo tersebut.

“Kami buat program Jogo Tonggo, yang secara harviah artinya ‘menjaga’ tetangga. Program ini mengurusi urusan kesehatan, sosial keamanan bahkan juga sampai dengan urusan hiburan bagi warga yang terdampak,” jelasnya.

Menurut gubernur, ada juga lumbung pangan dengan pemanfaatan lahan agar kebutuhan makan di lingkungan terdampak tercukupi, mereka yang lebih mampu membantu dan ikut menjaga kebutuhan tetangga yang kemudian mengalami kesulitan hidup.

“Gerakan seperti ini sebenarnya sudah ada sejak dulu, gotong royong di tengah masyarakat dalam sebuah lingkungan. Ini kemudian dihidupkan dalam menangani dampak pandemic dan ternyata bijalan dengan baik,” jelasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement