Senin 20 Jul 2020 12:56 WIB

Haedar: Jangan Sampai Politik Buruk Terulang Pascareformasi

DPR dan pemerintah benar-benar mendengar aspirasi publik dengan seksama.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (kedua kiri)
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (kedua kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan sikap terkait RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) yang kontroversial. Menurut dia, PP Muhammadiyah tegas menolak RUU tersebut.

“PP Muhammadiyah telah mengeluarkan sikap dan pandangan yang tegas menolak RUU HIP tersebut, serta meminta agar ditunda dan atau dibatalkan karena sejumlah masalah serius. Tapi lebih dari itu, eksekusinya tetap di DPR dan pemerintah,” ujar Haedar dalam pidato pembukaan acara Tanwir Muhammadiyah dan Aisyiah yang digelar secara daring, Ahad (19.7).

Menurut dia, PP Muhammadiyah juga akan terus berkomunikasi dengan semua pihak. Mengingat, Muhammadiyah dan bangsa Indonesia pernah mengalami pengalaman-pengalaman politik yang keras di ujung kekuasaan Orde Lama dan Orde Baru.

“Karenanya, jangan sampai suasana politik yang buruk itu terulang kembali di era setelah reformasi, sehingga Muhammadiyah berharap DPR dan pemerintah benar-benar mendengar aspirasi publik dengan seksama,” ucapnya.

Apalagi, lanjut dia, di saat harus menghadapi Covid-19 dengan segala dampaknya yang berat, semestinya pemerintah dan DPR serta semua lembaga negara memusatkan perhatian dan langkah-langkah super serius dalam menghadapi pandemi yang berat ini.“Sehingga tidak memproduksi pandemi politik yang menambah beban berbangsa dan bernegara,” katanya.

Dia pun mengimbau, kepada warga dan semua institusi Muhammadiyah agar tetap tenang, cerdas, dewasa, seksama, serta terus menjalin peratuan di dalam maupun dengan semua komponen bangsa. “Kedepankan kepribadian, khittah, dan koridor organisasi dalam menyikapi masalah dan situasi nasional maupun lokal di tubuh bangsa ini, serta jauhi atau jangan mengikuti arus luar yang tidak sejalan dengan Muhammadiyah,” katanya.

Selain itu, tambah dia, semua unsur di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah juga harus bertindak dalam kerangka dan koridor organisasi. “Jangan bereaksi dan mengambil langkah sendiri-sendiri. Kita diingatkan Allah agar tetap dalam satu barisan yang kokoh,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement