Senin 20 Jul 2020 10:38 WIB

Beijing Kembali Turunkan Status Siaga Covid-19

Beijing sudah tidak menemukan adanya kasus Covid-19 baru dalam 14 hari.

Seorang wanita mengenakan masker untuk melindungi terhadap virus corona baru naik sepeda melewati layar video besar yang menunjukkan Presiden Cina Xi Jinping berbicara di Beijing, Selasa, 30 Juni 2020. Beijing telah menurunkan status Siaga Covid-19 menyusul ketiadaan kasus baru dalam 14 hari terakhir.
Foto: AP/Mark Schiefelbein
Seorang wanita mengenakan masker untuk melindungi terhadap virus corona baru naik sepeda melewati layar video besar yang menunjukkan Presiden Cina Xi Jinping berbicara di Beijing, Selasa, 30 Juni 2020. Beijing telah menurunkan status Siaga Covid-19 menyusul ketiadaan kasus baru dalam 14 hari terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Status siaga Covid-19 di Kota Beijing, Senin, kembali diturunkan dari level II ke level III. Kebijakan itu ditempuh setelah dalam 14 hari berturut-turut tidak ada kasus baru di Ibu Kota China itu.

"Kota ini secara efektif berhasil mengatasi penyebaran virus melalui tindakan-tindakan yang tegas dan terarah," kata Deputi Sekretaris Jenderal Pemerintah Kota Beijing Chen Bei.

Baca Juga

Dari 11 Juni hingga 19 Juli, Beijing mendapati 335 kasus baru dari klaster Pasar Induk Xinfadi. Menurut Chen, masyarakat Beijing sekarang berada dalam risiko rendah karena penyebaran virus di kawasan perumahan telah teratasi.

Beijing juga berisiko relatif rendah dalam ekspor kasus ke daerah lain. Perkembangan tersebut menjadi pertimbangan bagi penurunan status corona.

Hingga Ahad (19/7) pukul 15.00 waktu setempat (14.00 WIB), dari 335 kasus terdapat 219 orang telah meninggalkan rumah sakit, sementara sisanya masih menjalani perawatan di rumah sakit. Namun, yang di rumah sakit tidak berada dalam kondisi kritis, kata juru bicara Komisi Kesehatan Kota Beijing Gao Xiaojun kepada pers.

Sebanyak 14 kasus tanpa gejala dan lima kontak dekat masih berada di bawah pengamatan. Hanya tersisa satu area yang masuk dalam kategori risiko tinggi.

Pasar Induk Xinfadi menjadi target lokasi risiko tinggi wabah baru itu hanya dalam 22 jam karena, setelah itu, pasar ditutup secara total (lockdown), termasuk kawasan di sekitarnya. Selain itu para pedagang langsung diobservasi.

Lebih dari 11 juta anggota masyarakat Beijing, atau sekitar setengah dari jumlah populasi di kota itu, menjalani tes asam nukleat selama 11 Juni hingga 6 Juli. Chen mengatakan bahwa setelah status diturunkan, pihak berwenang tetap akan menerapkan tindakan ketat untuk menghindari kasus impor dan berjangkitnya kembali wabah di antara masyarakat sekitar.

Sebelumnya, Beijing juga telah menurunkan status siaga Covid-19 dari level II ke level III pada 6 Juni setelah kasus corona di kota itu melandai. Namun, pada 11 Juni, terdapat klaster baru di Xinfadi, pasar grosir daging, ikan, dan produk pertanian. Karena itu, lima hari kemudian status Ibu Kota Beijing dinaikkan lagi ke level II.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement