Senin 20 Jul 2020 07:57 WIB

Food Estate Tahap I, Kementan Fokus 5 Kecamatan di Kapuas

Identifikasi dan validasi Food Estate Tahap I dilakukan tim penyuluh Kementan.

Presiden Joko Widodo ketika mengunjungi Kapuas, Kalimantan Tengah yang direncanakan menjadi lumbung pangan nasional atau Food Estate
Foto: Kementan
Presiden Joko Widodo ketika mengunjungi Kapuas, Kalimantan Tengah yang direncanakan menjadi lumbung pangan nasional atau Food Estate

REPUBLIKA.CO.ID,  KAPUAS -- Sekitar lima dari 12 kecamatan di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah teridentifikasi layak dikembangkan menjadi lumbung pangan baru di luar Pulau Jawa. Identifikasi serta verifikasi dan validasi (Verval) dilakukan oleh tim penyuluh pusat Kementerian Pertanian RI, untuk mendukung pengembangan tahap pertama kawasan pertanian terintegrasi (Food Estate) yang dicanangkan oleh Presiden RI Joko Widodo.

Kecamatan dimaksud adalah Tamban Catur, Bataguh, Kapuas Murung, Pulau Petak Kapuas Timur. Khusus Tamban Catur, potensi lahan 5.742 hektar. Terdapat 103 kelompok tani (Poktan) anggota 4.470 orang plus 10 Gapoktan dan empat Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) sebagai pelaku utama dan pelaku usaha pertanian.

Kegiatan identifikasi dan Verval oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) selama empat hari, 7 hingga 10 Juli, dipimpin Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) Leli Nuryati melaksanakan instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo di bawah koordinasi Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi. Sementara Mentan Syahrul mendampingi kunjungan Presiden Jokowi di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau memantau persiapan pengembangan Food Estate.

"Penyuluh adalah garda terdepan pertanian, selayaknya penyuluh bertindak tak ubahnya 'Kopassus' di sektor pertanian. Penyuluh harus mampu bertindak seperti pasukan Kopassus mengawal program pusat bersama penyuluh di daerah," kata Dedi Nursyamsi pada Webinar yang digelar Universitas Palangka Raya, belum lama ini.

Kapusluh Leli Nuryati memimpin Verval melalui sinergi dengan penyuluh daerah di Kalteng. Koordinasi lapangan dipimpin Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan, I Wayan Ediana bersama Kasubbid Kelembagaan Petani, Dwi Hayanti. Suplai data dan koordinasi online didukung oleh Kasubbid Informasi dan Materi, Septalina Pradini di Jakarta melalui Agriculture Operation Room (AOR) dan Cyber Extention (Cybex).

Agenda lainnya, identifikasi potensi wilayah pertanian di enam kecamatan yang menjadi sentra pengembangan food estate tahap pertama. Identifikasi Potensi Wilayah (IPW) bertujuan mengetahui semua potensi SDM dan sumber daya alam (SDA) serta kelembagaan ekonomi pendukung lainnya seperti BUMDes, koperasi dan lainnya. 

"Tim bergerak ke masing-masing wilayah BPP di tiap kecamatan. Tujuannya, konsolidasi, validasi data dan fakta pendukung lainnya, dengan menghadirkan seluruh penyuluh di tiap wilayah kerja BPP," kata Leli Nuryati. 

I Wayan Ediana mengajak para penyuluh di Kapuas dan Pulang Pisau harus mendukung penuh proyek nasional yang diinisiasi Presiden Jokowi. "BPP di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau hadirkan seluruh penyuluh di wilayah kerjanya berikut ketua Poktan, Gapoktan dan KEP. Jangan lupa patuhi Protokol Kesehatan untuk menangkal covid-19," kata I Wayan Ediana mengutip pesan Dedi Nursyamsi. 

Menurutnya, khusus di Tamban Catur diketahui memiliki lahan sawah 5.742 hektar. Dikelola 103 Poktan dengan anggota 4.470 orang bernaung di bawah 10 Gapoktan dan empat KEP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement