Ahad 19 Jul 2020 20:13 WIB

Muktamar Ke-48 Muhammadiyah Ditunda Hingga Juli 2022

Muktamar ke-48 Muhammadiyah sedianya digelar pada pada 1-5 Juli 2020 di Surakarta.

Rep: Muhyiddin/ Red: Andri Saubani
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Muti.
Foto: Republika/Prayogi
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Muti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mukti membacakan keputusan Tanwir Muhammadiyah dan Aisyiah ketiga yang digelar secara daring, Ahad (19/7). Berdasarkan keputusan Tanwir, Muhammadiyah dan Aisyiah resmi menunda pelaksanaan Muktamar k-48 hingga Juli 2022.

“Memutuskan bahwa Muktamar Muhammadiyah ke-48 dan Muktamar PP Aisyiah ke-48 dilaksanakan pada bulan Juli 2022 secara tatap muka atau offline dengan mempertimbangkan kesiapan panitia pelaksana, keselamatan, keamanan, kesehatan, dan pertimbangan lain yang terkait dengan kemaslahatan bersama,” ujar Mukti dalam acara penutupan Tanwir Muhammadiyah dan Aisyiah 2020, Ahad (19/7).

Baca Juga

Menurut Mukti, keputusan ini diambil setelah memperhatikan pidato pembukaan Ketum PP Muhammaidyah dan Ketum PP Aisyiah dalam acara Tanwir, serta memperhatikan laporan-laporan yang disampaikan dalam sidang Tanwir.

Mukti menjelaskan, dalam situasi pandemi Covid-19 ini Muktamar Muhammadiyah tidak bisa diselenggarakan secara daring. Karena itu, Muhammadiyah dan Aisyiah memutuskan untuk tetap melaksanakan Muktamar secara tatap muka pada 2022 mendatang.

“Pelaksanaan secara online sulit dilaksanakan, rawan dari aspek keamanan dan kurang efektif untuk pengambilan keputusan,” ucapnya.

Sebagai permusyawaratan tertinggi di bawah Muktamar, menurut Mukti, Tanwir Muhammadiyah diselenggarakan sebagai forum evaluasi terhadap pelaksanaan keputusan Muktamar, membahas berbagai agenda penting, dan mengambil keputusan bijak bagi konsolidasi persyarikatan Muhammadiyah dan kemajuan bangsa.

“Usul penundaan Muktamar Muhammadiyah ke-48 dan Muktamar Aisyiah ke-48 ini sesuai dengan keputusan rapat PP Muhamamdiyah pada 5 Juli 2020 melalui telekonferensi video,” katanya.

Kegiatan Tanwir Muhammadiyah dan Aisyiah 2020 ini mengangkat tema “Covid-19 dan Dampaknya: Beri Solusi untuk Negeri”. Dalam kegiatan yang berlangsung sehari ini, para pimpinan persyarikatan Muhammadiyah dari berbagai tingkatan memberikan tanggapan dan usulan dalam sidang.

Tanwir ini dibuka dan ditutup oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir. Haedar bersyukur kegiatan Tanwir yang digelar secara daring tersebut dapat berjalan dengan lancar dan diwarnai dengang diskusi mendalam. Menurut dia, agenda utama dari kegiatan Tanwir ini memang untuk memutuskan waktu pelaksanaan muktamar.

“Karena itu kami berterima kasih kepada seluruh anggota dan peserta Tanwir yang telah meluangkan waktu dan berkontribusi aktif, sehingga Tanwir ini berjalan lancar,” kata Haedar.

Dia menuturkan, Muhammadiyah dan Aisyiah tentu telah memiliki pengalaman yang kaya di dalam menjalankan roda organisasi, serta mampu berperan dan menjalankan fungsi keumatan dan kebangsaan. Bahkan, menurut dia, Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiah juga pernah ditunda pada 1985.

“Peristiwa atau kejadian yang darurat dalam perjalanan Muhamamdiyah itu tidak sekali ini terjadi. Muktamar pernah mundur pada tahun 1985 ketika Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiah digelar di Surakarta karena ada problem soal undang-undang ormas dan penetapan azas Pancasila,” jelasnya.

Dalam tempo sekitar dua tahun, Muhammadiyah pun melakukan berbagai ikhtiar untuk dapat melaksanakan Muktamar. Hingga akhirnya, Muktamar kala itu dapat diselenggarakan dengan cara yang baik.

“Pengalaman ini tentu juga menjadi aspirasi dan inspirasi kita para kader dan pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah di seluruh tingkatan. Alhamdullah muktamar waktu itu dapat diselenggarakan,” ungkapnya.

Muktamar ke-48 Muhammadiyah sedianya digelar pada pada 1-5 Juli 2020 di Surakarta. Karena kondisi Covid-19, Muhammadiyah sempat menunda pada 24-27 Desember 2020. Melalui sidang Tanwir, kini Muhammadiyah sudah resmi menunda hingga Juli 2022 mendatang.

“Mudah-mudahan tanwir ini semakin membuat kita makin istiqomah untuk membawa Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dan tajdid yang memberi maslahat bagi kemajuan umat, bangsa dan kemanusiaan,” kata Hadedar, yang kemudian secara resmi menutup kegiatan Tanwir dengan membaca kelimat hamdalah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement