Ahad 19 Jul 2020 19:03 WIB

Mesranya Iran-China, Iran Kritik Sikap Meradang AS

Iran dan China membangun kerja sama yang semakin erat, Amerika meradang

Rep: IRNA/ Red: Elba Damhuri
China Iran
China Iran

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Iran dan China membangun kerja sama yang semakin erat dengan menandatangani peta jalan hubungan selama 25 tahun. 

Kesepakatan Iran-China ini mendapat respons perlawanan dari sejumlah negara Barat dan negara-negara di Timur Tengah.

Duta Besar Iran dan Perwakilan Tetap untuk Organisasi Internasional di Wina, Austria, Kazem Gharibabadi mengatakan Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya menentang rancangan dokumen strategis 25 tahun Iran-China. 

Hal ini, kata dia, menunjukkan bahwa Iran berada di jalur yang benar untuk menggagalkan tekanan maksimum AS.

Gharibabadi menulis dalam akun Instagram-nya bahwa Iran berada di bawah sanksi paling keras dan ilegal dari rezim pemerintahan AS saat ini.

Dia menulis Presiden AS Donald Trump telah mengambil kebijakan tekanan maksimum untuk mencapai tujuannya menekan Iran.

AS di bawah Presiden Trump terus mengancam akan memberikan sanksi dan embargo kepada Iran. AS juga menekan Iran menggunakan alasan program senjata nuklir selain isu hubungan dengan China.

Diplomat Iran ini menegaskan Iran memiliki infrastruktur yang kuat, dukungan tanpa syarat dari masyarakat untuk Sistem Islam, dan penolakan terhadap sanksi.

Ia menegaskan Iran akan terus melawan semua sanksi yang keluar dari AS dan sekutu-sekutunya karena tidak ada dasar hukumnya lagi.

Gharibabadi mengatakan menciptakan serikat pekerja dan memasuki kerja sama strategis jangka panjang dengan menjaga kepentingan dan keamanan nasional merupakan langkah penting.

Dalam kerja sama Iran-China, ia mengatakan China tidak hanya menentang kebijakan ekspansionis AS, tetapi juga merupakan kekuatan ekonomi kedua di dunia.

Gharibabadi mengatakan China memiliki ide dan sikap yang sama dengan Iran dalam isu-isu internasional pada beberapa tahun terakhir ini.

China selalu menentang keputusan tidak adil terhadap Iran dalam kerangka organisasi internasional.

Dia menambahkan sangat wajar jika AS dan sekutunya berusaha mati-matian untuk menempatkan Iran dalam isolasi ekonomi. Juga, menahan Iran dalam memperluas perdagangan dan hubungan ekonomi dengan negara lain.

Yang mengkhawatirkan lawan, kata Gharibabadi, Iran dapat berkembang lebih jauh meskipun ada sanksi dan menantang sistem hegemonik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement