Ahad 19 Jul 2020 17:01 WIB

KKP: Ekspor Hasil Perikanan Terbesar ke China

Hasil perikanan Indonesia saat ini telah diterima di 158 negara.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Nelayan menyiapkan ikan untuk dilelang di tempat pelelangan ikan Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (11/7/2020). Hasil perikanan Indonesia saat ini telah diterima di 158 negara dari 241 negara di dunia.
Foto: ANTARA /Dedhez Anggara
Nelayan menyiapkan ikan untuk dilelang di tempat pelelangan ikan Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (11/7/2020). Hasil perikanan Indonesia saat ini telah diterima di 158 negara dari 241 negara di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) terus berupaya meningkatkan ekspor hasil perikanan dengan tetap konsisten dalam menerapkan penjaminan mutu. Ekspor hasil perikanan Indonesia tetap dapat terus berjalan di masa pandemi Covid-19.

"Hasil perikanan Indonesia saat ini telah diterima di 158 negara dari 241 negara di dunia. Salah satu pasar terbesar ekspor hasil perikanan Indonesia adalah China," ujar Kepala BKIPM Rina dalam siaran pers di Jakarta, Ahad (19/7).

Baca Juga

Rina menyampaikan sejumlah 664 Unit Pengolahan Ikan (UPI) telah terdaftar sebagai eksportir di China. Berdasarkan data dari China Custom Data, Indonesia menduduki peringkat ke-4 negara eksportir hasil perikanan tertinggi ke China pada periode Januari hingga Mei 2020. BKIPM selaku otoritas kompeten berkomitmen dalam menjaga mutu dan keamanan hasil perikanan, terutama bagi produk ekspor ke China.

Selain itu, BKIPM juga akan mengeluarkan rekomendasi penghentian sementara kegiatan produksi atau ekspor apabila ditemukan mutu produk yang rendah sampai ada perubahan sistemik dalam proses pengolahan untuk menjaga kualitasnya.

Rina mengatakan, beberapa permasalahan yang muncul seperti belum bertambahnya approval number telah disampaikan kepada General Administration of Customs of the People's Republic of China (GACC) dalam pertemuan virtual beberapa hari lalu. BKIPM mengharapkan semoga dapat ditindaklanjuti dengan cepat.

"Ekspor kita terbesar saat ini ke China. Kita harus menjaga itu agar produk kita dapat terus masuk kesana dengan menjaga dan memperhatikan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan (SJMKHP) sehingga tidak ada lagi hambatan dalam mengirimkan produk kita," lanjut Rina.

Kepala Pusat Pengendalian Mutu, Widodo Sumiyanto mengatakan kerja sama antara Indonesia dengan China dalam ekspor-impor hasil perikanan sejak 11 November 2008. Kerja sama antara kedua negara tersebut dituangkan dalam Cooperation Agreement between Ministry of Marine Affairs and Fisheries of The Republic of Indonesia and General Administration of Quality Supervision, Inspection, and Quarantine of The People’s Republic of China on Safety Assurance In the Import and Export of Aquatic Products.

"Hubungan yang erat diantara kedua negara ini diimplementasikan dalam bentuk dilakukannya kunjungan kerja oleh masing-masing negara. Pada 10 Oktober 2019, BKIPM KKP telah melakukan pertemuan bilateral dengan GACC di Beijing," ucap Widodo.

Kunjungan kerja berikutnya dilakukan GACC ke KKP pada 27 November 2019 sekaligus melakukan perpanjangan perjanjian kerja sama ekspor impor hasil perikanan antara Indonesia dengan China yang telah ditandatangani Kepala BKIPM Rina dengan Vice Minister of GACC Zhang Jiwen.

"Pasar produk perikanan masih booming di RRT, oleh karena itu Indonesia telah mengusulkan penambahan pendaftaran UPI eksportir sebanyak 63 UPI ke GACC," lanjut Widodo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement