Ahad 19 Jul 2020 16:41 WIB

Jutaan Warga India dan Nepal Mengungsi karena Banjir

Banjir disebabkan oleh meluapnya Sungai Brahmaputra.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Orang-orang menerobosi jalan yang banjir setelah bus mereka mogok saat hujan lebat di Mumbai, India, Rabu (15/7/2020).
Foto: AP / Rafiq Maqbool
Orang-orang menerobosi jalan yang banjir setelah bus mereka mogok saat hujan lebat di Mumbai, India, Rabu (15/7/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, GUWAHATI -- Hampir empat juta penduduk di negara bagian Assam atau tepatnya di bagian timur laut India dan Nepal terlantar akibat banjir, dan 189 orang meninggal dunia. Banjir disebabkan oleh meluapnya Sungai Brahmaputra yang melewati Tibet, India, dan Bangladesh.

Banjir telah merusak bangunan, pepohonan, dan memicu tanah longsor. Lebih dari 2,75 juta warga di Assam mengungsi akibat tiga gelombang banjir sejak akhir Mei lalu. "Situasi banjir masih kritis dan meluapnya air sungai mengancam tanda bahaya," ujar Menteri Sumber Daya Air Assam, Keshab Mahanta.

Baca Juga

Assam menghadapi tantangan memerangi banjir dan pandemi virus Corona. Dari 33 kabupaten, sebanyak 25 kabupaten terkena dampak pandemi. Berdasarkan data pemerintah pada Ahad (19/7), infeksi virus Corona di India mencapai 1,1 juta dengan 26.816 orang meninggal dunia.

Sementara itu negara tetangga India, Nepal meminta penduduknya yang ada di sepanjang dataran selatan untuk tetap waspada banjir karena datangnya hujan lebat. Pemerintah Nepal mencatat lebih dari 100 orang meninggal dunia karena terkena banjir dan longsor sejak Juni lalu.

Kepolisian Nepal mengatakan, sekitar 110 orang meninggal dunia dan 100 lainnya mengalami luka-luka ketika longsor dan banjir bandang menyapu sejumlah rumah, merusak jembatan, dan jalan. Musibah ini membuat ratusan warga di 26 dari 77 distrik mengungsu.

Pejabat Kementerian Dalam Negeri, Murari Wasti mengatakan, jumlah kematian diperkirakan akan meningkat karena 48 orang masih dinyatakan hilang. "Tim pencarian dan penyelamatan mencari orang-orang yang hilang di tempat yang berbeda tetapi peluang untuk menemukan mereka hidup tipis," kata Wasti.

Barun Paudel dari kantor prakiraan cuaca di ibu kota, Kathmandu, mengatakan hujan lebat diperkirakan akan menghantam sebagian besar negara pegunungan itu dalam empat hari ke depan. Paudel mendesak seluruh warga agar tetap waspada terhadap kemungkinan bencana longsor dan banjir.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement