Ahad 19 Jul 2020 16:19 WIB

Puisi Sapardi Melekat di Hati

Sapardi Djoko Damono berhati teduh dan sosok yang mengayomi.

Kumpulan Cerpen Sapardi Djoko Damono
Foto: Esthi Maharani / Republika
Kumpulan Cerpen Sapardi Djoko Damono

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU – Penyair asal Bengkulu, Willy Ana punya kesan mendalam terhadap puisi-puisi karya Sapardi Djoko Damono, sastrawan yang wafat hari Ahad (19/7) pagi.  “Puisi- puisinya Pak Sapardi melekat di hati, sekali baca langsung ingat,” kata Willy Ana kepada Republika.co.id.

Tak hanya karyanya yang dalam, sosok Sapardi di mata Willy Ana juga peuh kesan.  “Pak Sapardi juga berhati teduh. Beliau sosok yang mengayomi,” ujar penyair muda itu. 

Willy Ana bercerita, suatu ketika ia  berjumpa Sapardi Djoko Damono dalam suatu acara sastra. “Saya datang dan menyalami beliau. Beliau dengan ramah merangkul saya dan bilang, ‘Willy Ana, teruslah belajar’. Kemudian beliau tersenyum,” tutur Wily.

Sastrawan besar Indonesia, Prof Dr  Sapardi Djoko Damono meninggal dunia di Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan, Ahad (19/7), pukul 09.17 WIB. Ia direncanakan dimakamkan di Bogor sore ini.  “Sangat sedih mendengar bahwa  Pak Sapardi  sudah tiada,” kata Willy Ana.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement