Ahad 19 Jul 2020 13:04 WIB

42 Negara Termiskin Dunia Meminta Pembekuan Pembayaran Utang

Sekitar 5,3 miliar dolar AS pembayaran utang bilateral terpaksa ditangguhkan.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Utang (ilustrasi)
Foto: AP Photo/LM Otero
Utang (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pejabat-pejabat keuangan dari Kelompok G20 berkomitmen untuk terus menggunakan semua alat kebijakan yang tersedia untuk memerangi pandemi virus corona dan meningkatkan ekonomi global. Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 mengeluarkan komunike setelah pertemuan virtual pada hari Sabtu (18/7).

Shutdown yang bertujuan menghentikan penyebaran penyakit telah menyebabkan gangguan besar pada ekonomi global, dan menghantam negara-negara termiskin di dunia yang paling sulit.

Baca Juga

Para pejabat keuangan G20 mengatakan 42 dari 73 negara termiskin di dunia telah meminta pembekuan pembayaran utang bilateral resmi hingga akhir tahun ini. Sekitar 5,3 miliar dolar AS pembayaran terpaksa ditangguhkan.

Pejabat keuangan G20 mencari solusi terhadap deretan pajak digital tahun ini dan menegaskan kembali komitmen untuk menyelesaikan perbedaan tentang cara mengenakan pajak layanan digital. Agar dapat mencapai solusi berbasis konsensus yang luas tahun ini.

Mereka mengatakan bahwa mereka mengharapkan untuk melihat proposal reformasi pajak internasional pada bulan Oktober, ketika mereka bertemu lagi. "Perpajakan yang adil terhadap perusahaan internasional dan grup digital besar lebih mendesak daripada sebelumnya," kata Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz setelah pertemuan seperti dilansir Reuters.

Sejauh ini Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 14,14 juta orang dengan 596.576 kematian. Amerika Serikat, ekonomi terbesar dunia, menempati urutan teratas dalam daftar kematian.

Para pejabat keuangan G20 menyebut ekonomi global akan pulih ketika aktivitas ekonomi secara bertahap dibuka kembali, tetapi tindakan lebih lanjut diperlukan untuk memastikan pertumbuhan.

"Kami bertekad untuk terus menggunakan semua alat kebijakan yang tersedia untuk melindungi kehidupan, pekerjaan, dan pendapatan masyarakat, mendukung pemulihan ekonomi global, dan meningkatkan ketahanan sistem keuangan, sambil menjaga terhadap risiko penurunan," kata mereka dalam pernyataan setelah pertemuan berakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement