Sabtu 18 Jul 2020 23:11 WIB

Ulama Ingatkan Indonesia Bahaya Adu Domba Dajjal Modern

Ulama mengingatkan bahaya adu domba yang dihasilkan Dajjal.

Ulama mengingatkan bahaya adu domba yang dihasilkan Dajjal. Toleransi (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Ulama mengingatkan bahaya adu domba yang dihasilkan Dajjal. Toleransi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—  Ketua Umum Forum Komunikasi dan Konsultasi Badan Pembina Rohani Islam Nasional (FBN), Dr KH Ridwan Muhammad Yusuf,mengatakan agar masyarakat mewaspadai kelompok penebar kebencian dan perusak kedamaian di Indonesia.

“Saat ini memang ada pihak-pihak yang ingin menghancurkan kedamaian di Indonesia, di mana upaya-upaya itu dilakukan dengan sangat hebat dan masif. Kelompok-kelompok ini berupaya agar ada kebencian yang hadir kepada diri setiap manusia di muka bumi ini. Yang sebetulnya kita tahu bahwa kebencian ini datangnya dari Dajjal,” ujar dia, di Bogor, Sabtu (18/7), demikian dalam keterangan pers.

Baca Juga

Dia mengatakan, kebencian yang ditebarkan itu membuat hati menjadi tidak suka terhadap satu sama lain dan dapat menimbulkan kemarahan.

Untuk itu perlu ada upaya bersama dari para tokoh agama maupun tokoh masyarakat untuk bisa membuat masyarakat menjadi tetap rukun menjaga persatuan dan kedamaian serta tidak mudah terprovokasi dan melawan kebencian itu dengan rasa cinta dan kasih sayang antar sesama umat manusia.

 

“Kebencian itu harus kita lawan dengan rasa cinta, dengan kasih sayang. Kita berikan pengertian kepada mereka bahwa setiap orang itu punya hak untuk hidup bahagia. Kita ajak seluruh elemen masyarakat agar sadar bahwa hidup ini adalah harmoni, suatu simfoni yang Allah  SWT buat bersama-sama, berwarna warni dan untuk saling menghormati satu sama lain,” katanya.

Ia menyebutkan, dalam kasus RUU Haluan Ideologi Pancasila ini ada pihak yang membela dan ada pihak yang menolak, meskipun sebetulnya ideologi Pancasila ini sudah menjadi harga mati bagi bangsa Indonesia ini.

Ia juga menyampaikan agar masyarakat mewaspadai gerakan-gerakan yang ingin mengganti NKRI dengan khilafah yang mendompleng seolah-olah membela Pancasila namun memiliki agenda sendiri.

“Karena dengan Pancasila semua aliran dan agama dapat bersatu dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Jadi tidak boleh ada pihak-pihak yang mendukung Pancasila tapi malah memiliki agenda lain dibalik itu, karena itu berarti dia ingin mengusung kebencian dan perpecahan,” katanya.

Ia berpendapat bahwa hal-hal seperti ini tentunya tidak akan pernah damai kalau terus dibicarakan dalam suasana hati yang panas dan kecewa.

“Karena itu perlu peran tokoh agama dan masyarakat untuk saling bahu-membahu menyelamatkan bangsa dan umat,” katanya.

Ia menyampaikan agar jangan lagi para tokoh agama maupun tokoh masyarakat menjadi egois karena ini kepentingan bersama yang harus dijaga demi kemanusiaan. Karena para tokoh tersebut punya peran untuk menyatukan dan menyelamatkan para umat.

Ia mengingatkan pemerintah juga tidak lupa untuk merangkul semua pihak, termasuk seluruh semua elemen masyarakat untuk diajak berdialog dan bersama-sama mencari solusi permasalahan bangsa, jangan malah memusuhi tokoh-tokoh masyarakat ataupun ulama.

“Rangkul mereka, ajak dialog, ajak berbicara, sehingga mereka bisa mengajak seluruh masyarakat untuk bisa dingin hati, berfikircerdas, kemudian bersama-sama mencari solusi bagaimana agar semuanya bisa damai dan bahagia yang tentu saja kita harus saling menghormati satu sama lainnya,” ujarnya. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement