Sabtu 18 Jul 2020 10:33 WIB

Trump tak akan Pertimbangkan Mandat Penggunaan Masker

Menurut Trump, seseorang memiliki kebebasan untuk memakai masker atau tidak.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Friska Yolandha
Presiden AS Donald Trump mengenakan masker saat mengunjungi Pusat Kesehatan Militer Nasional Walter Reed di Bethesda, Maryland, AS, Sabtu (11/6).
Foto: EPA-EFE/CHRIS KLEPONIS
Presiden AS Donald Trump mengenakan masker saat mengunjungi Pusat Kesehatan Militer Nasional Walter Reed di Bethesda, Maryland, AS, Sabtu (11/6).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, menyatakan pihaknya tidak akan mempertimbangkan mandat nasional yang mengharuskan orang untuk bermasker. Sekalipun, hal itu ditujukan untuk memerangi penyebaran virus corona.

Mengutip Reuters Sabtu (18/7), Trump bahkan menyebut bahwa dirinya tak percaya akan hal tersebut. Selain, dari keinginannya untuk memberikan kebebasan bagi warganya.

Baca Juga

"Tidak, saya ingin orang-orang memiliki kebebasan tertentu dan saya tidak percaya itu," kata Trump dalam wawancara Fox News.

Meski demikian, beberapa waktu sebelumnya, Trump diketahui mengenakan masker di depan umum untuk pertama kalinya sejak awal pandemi Covid-19 merebak AS. Pada saat mengenakan masker itu, dirinya diketahui sedang mengunjungi RS militer Walter Reed di luar Washington.

"Aku tidak pernah menentang (penggunaan) masker, tapi aku yakin masker memiliki waktu dan tempat," katanya mengutip BBC.

Padahal, jika menilik ke belakang, Trump juga sempat mengejek saingannya di pemilu AS 2020 mendatang, Joe Biden karena mengenakan masker. Namun demikian, ketika dirinya mengunjungi RS militer tersebut Sabtu lalu, dirinya menyebut, ketika berada di rumah sakit, khususnya tempat khusus, memakai masker itu dinilainya perlu.

Meski Trump menyatakan dirinya tidak akan mempertimbangkan mandat penggunaan masker, beberapa wilayah AS diketahui meningkatkan pengawasan dengan menyarankan penggunaan masker. Di Colorado dan Arkansas pada Kamis lalu (16/7), juga diketahui melakukan hal tersebut.

Langkah tersebut mengingat semakin melonjaknya korban jiwa dan penyebaran Covid-19 di AS. Hingga Sabtu (18/7) mengutip Worldometer, diketahui ada tambahan 74.987 pasien Covid baru dalam 24 jam terakhir. Selain itu, ada tambahan 946 korban meninggal baru di waktu yang sama akibat pandemi tersebut.

Tambahan kasus baru itu, menjadikan jumlahnya sebagai rekor terbaru untuk kasus harian di AS sejak pertama pandemi Covid-19 merebak di sana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement