Sabtu 18 Jul 2020 09:10 WIB

Langkah-Langkah Baru Khazakhstan Melawan Covid-19

Khazakhstan sedang berusaha beradaptasi dengan perubahan situasi epidemiologis.

Rep: Eva Rianti/ Red: Karta Raharja Ucu
Pemandangan ibu kota Kazakhstan.
Foto: Istimewa
Pemandangan ibu kota Kazakhstan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Covid-19 memberi dampak berbeda pada perkembangan negara, termasuk soal rencana-rencana yang digalakkan. Kazakhstan, seperti banyak negara di dunia, sedang melalui masa sulit dalam menghadapi ragam tantangan serta masalah individualnya. Saat ini, negara tersebut berusaha beradaptasi dengan perubahan situasi epidemiologis dengan merancang langkah-langkah baru dalam melawan Covid-19.

Sistem perawatan kesehatan nasional Republik Kazakhstan sedang menjalani ujian berat. Baik warga maupun dokter yang berada di garis terdepan dalam pertarungan melawan Covid-19 satu persatu kian berjatuhan.

Sama seperti negara di seluruh dunia, ada kerugian manusia di Kazakhstan. Secara alami itu berdampak pada moral populasi, yang harus diakui, sebelumnya tidak sepenuhnya mempercayai informasi tentang virus corona baru.

Dokter, rumah sakit, infrastruktur publik, dan sistem distribusi obat-obatan saat ini beroperasi secara terbatas dan berada di bawah tekanan yang luar biasa. Penduduk mulai mengkritik sejumlah masalah melalui media dan jejaring sosial. Dalam kerangka konsep ‘negara yang mendengarkan’, Pemerintah Republik Kazakhstan telah mengambil langkah cepat dalam menanggapi permintaan masyarakat Kazakhstani.

Selain epidemi, Kazakhstan menghadapi kepanikan, yang dipicu oleh kelebihan berbagai informasi dan gelombang penilaian yang salah di media massa asing. Hal itu menyebabkan kesalahpahaman tertentu tentang situasi nyata di Kazakhstan. Sehingga yang disebut dengan infodemia, dimana WHO memperingatkannya pada sekitar awal tahun, telah melompati senjata dan membesar-besarkan risiko di tengah-tengah masyarakat.

Jadi, bagaimana situasi sebenarnya? Saat ini lebih dari 61 ribu kasus telah dicatat di negara tersebut, 375 di antaranya telah berakibat fatal. Menurut klasifikasi American Johns Hopkins University, Kazakhstan menempati posisi ke-31 di dunia dalam hal tingkat prevalensi penyakit. Dalam kondisi itu, Kazakhstan beradaptasi dengan perubahan pada situasi epidemiologis.

Pertama, pada 10 Juli, dalam sebuah diskusi, Presiden Republik Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev menyimpulkan hasil pekerjaan yang dilakukan untuk melawan epidemi dan menetapkan tugas-tugas baru. Dalam pernyataannya, Tokayev secara langsung menjawab semua pertanyaan yang berhubungan dengan masyarakat Kazakhstani, dan menetapkan tugas yang jelas bagi Pemerintah untuk periode baru pertempuran dengan Covid-19. Presiden secara terbuka mengkritik kesalahan dan kekurangan sejumlah badan pemerintah pusat dan otoritas lokal di wilayah Kazakhstan.

Tokayev mengakhiri diskusi dengan mengungkapkan adanya keraguan tentang statistik kejadian penyakit. Dia mencatat, semua statistik di Kazakhstan benar-benar transparan, sementara berbagai informasi yang bermunculan bertujuan untuk mengacaukan situasi. Diskusi publik semacam itu, dengan membahas masalah mendesak dalam penerapan langkah-langkah untuk memerangi epidemi, dinilai menunjukkan keterbukaan negara dan transparansi respons negara terhadap tantangan epidemiologis.

 

Kedua, pada tahap baru dalam perang melawan epidemi, Pemerintah Republik Kazakhstan telah menggantikan manajemen senior dalam sistem perawatan kesehatan. Seorang Kepala Departemen Kesehatan yang baru dan berpengalaman telah ditunjuk, dan badan negara itu telah diberi kekuasaan yang lebih luas untuk koordinasi antarlembaga di bidang pemberantasan epidemi.

Kepemimpinan baru dari Departemen Kesehatan telah mengubah metodologi untuk menghitung pasien yang terinfeksi virus corona, yang menyebabkan peningkatan jumlah kasus, serta persepsi yang tidak pasti tentang situasi epidemiologis karena statistik yang berbeda. Manajemen baru di Kementerian saat ini sedang mempersiapkan protokol yang diperbarui untuk pengobatan virus corona, dengan mempertimbangkan wabah pneumonia yang disebabkan oleh infeksi virus corona.

Selain itu, mereka juga sedang menyiapkan paket langkah-langkah untuk melindungi populasi dari Covid-19, yang didasarkan pada pengalaman efektif negara-negara yang telah mengelola epidemi dan yang memiliki potensi medis yang baik. Sebagai contoh, saat ini ada banyak dokter dari Rusia yang bekerja di negara tersebut untuk berbagi pengalaman dalam menangani virus corona kepada rekan-rekan Kazakh.

Ketiga, menanggapi kritik publik terhadap gangguan pasokan obat-obatan dan peralatan medis, Presiden Tokayev menginstruksikan untuk mengubah kepemimpinan dua organisasi yang bertanggung jawab atas distribusi obat-obatan dan akses publik ke layanan medis.

Secara khusus, telah terjadi perubahan kepemimpinan dalam Dana Asuransi Kesehatan Wajib, yang harus memberi penduduk akses yang sama ke layanan kesehatan. Kepemimpinan SK Pharmacia, sebuah organisasi negara yang mendistribusikan obat-obatan di semua wilayah negara, juga telah berubah. Kepemimpinan baru tersebut memiliki tugas untuk memastikan pasokan obat-obatan yang diperlukan tidak terhenti.

Presiden Tokayev juga menetapkan tugas untuk menciptakan cadangan obat-obatan dan peralatan medis yang diperlukan. Rencananya, Kazakhstan akan membeli lebih dari 4 ribu ventilator jika terjadi skenario terburuk dari perkembangan virus corona. Lebih dari 3 ribu unit di antaranya akan dibeli dari produsen dalam negeri.

Menurut Departemen Perindustrian dan Pengembangan Infrastruktur Kazakhstan, mulai Agustus, produksi ventilator industri akan didirikan, dan batch pertama dari 595 unit akan diberikan kepada organisasi kesehatan.

Keempat, Kazakhstan sedang mempersiapkan paket langkah-langkah untuk merangsang ekonomi nasional dalam penurunan aktivitas bisnis. Pemerintah dan Bank Nasional sedang mengembangkan sebuah rencana aksi untuk mendukung sektor-sektor ekonomi dan populasi jika terjadi situasi yang semakin memburuk.

Untuk meningkatkan efisiensi pendapatan anggaran, preferensi dan manfaat pajak akan dianalisis. Adapun, dalam upaya menciptakan lingkungan yang stabil untuk menarik investasi langsung, amandemen yang diperlukan untuk undang-undang akan diperkenalkan ke Parlemen Kazakhstan guna memastikan stabilitas dalam menjaga kondisi untuk investor strategis.

Kelima, untuk periode 5—19 Juli, ada sejumlah pembatasan di negara tersebut karena tindakan karantina. Pada 14 Juli, diputuskan bahwa periode karantina di Kazakhstan akan diperpanjang selama dua minggu hingga 2 Agustus. Negara akan memberikan bantuan keuangan berupa produk makanan untuk kategori populasi tertentu, serta melakukan pembayaran sosial jika sementara terjadi kehilangan pendapatan.

Secara keseluruhan, tahap pertama epidemi global pada Maret hingga Mei, -di bawah kondisi lockdown total-, telah terlewati tanpa disadari dan tanpa kerugian yang nyata di Kazakhstan. Tampaknya, periode itu mengkonsolidasikan persepsi Kazakhstan sebagai negara di mana risiko Covid-19 minim.

Sementara itu, selama tahap pascakarantina kedua, ketika diperlukan untuk menangani epidemi dan membangun kembali ekonomi, telah menjadi jauh lebih sulit untuk mengatasinya, di mana epidemi di negara tersebut mencapai puncaknya. Pada tahap itu, ada beberapa persepsi, krisis total sedang terjadi di Kazakhstan.

Bahkan, dari sudut pandang situasi global, situasi saat ini di Kazakhstan dalam beberapa hal menjadi lebih buruk dari negara-negara lain, meski ada beberapa hal lainnya yang lebih baik. Selain itu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), situasi epidemiologis di dunia kini juga memang semakin memburuk.

Namun, tidak ada resep tunggal di dunia untuk bagaimana menanggapi Covid-19 tanpa kehilangan. Setiap negara mengatasi epidemi berdasarkan kemampuannya. Tugas melawan epidemi di Kazakhstan sedang ditangani secara berurutan. Saat ini, negara tersebut sedang beradaptasi dengan tren baru dan membangun strategi baru untuk melindungi populasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement