Jumat 17 Jul 2020 17:13 WIB

Pertama, Muhammadiyah Gelar Tanwir Daring

Tanwir daring ini menjadi bagian dari ijtihad abad kedua dari Muhammadiyah.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
 Sekretaris PP Muhammadiyah, Dr Agung Danarto, memberikan keterangan saat konferensi pers, di kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Jumat (17/7).
Foto: Wahyu Suryana.
Sekretaris PP Muhammadiyah, Dr Agung Danarto, memberikan keterangan saat konferensi pers, di kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Jumat (17/7).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah memutuskan untuk melaksanakan Tanwir secara daring pada Ahad, 19 Juli 2020. Keputusan yang diambil karena kondisi Covid-19 di Tanah Air ini merupakan kali pertama yang dilakukan Muhammadiyah.

Tanwir itu merupakan forum terbesar kedua dalam Muhammadiyah usai Muktamar. Sekretaris PP Muhammadiyah, Dr Agung Danarto mengatakan, ini jadi catatan sejarah karena selama usia ratusan tahun ini pertama Tanwir digelar daring.

"Tanwir Muhammadiyah dan 'Aisyiyah ini sangat istimewa dan pertama dilakukan dalam sejarah Muhammadiyah, yakni Tanwir yang diselenggarakan secara online," kata Agung, di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Jumat (17/7).

Ia menuturkan, Tanwir daring ini menjadi bagian dari ijtihad abad kedua dari Muhammadiyah. Ijtihad ini penting di tengah-tengah bencana kemanusiaan yang masih melanda, dan dimungkinkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.

Agung mengungkapkan, pada Tanwir itu akan diumumkan pula pengunduran waktu pelaksanaan Muktamar ke-48 yang seharusnya dilaksanakan Juli 2020 di Solo. Rencananya, Muktamar Muhammadiyah baru dislangsungkan akhir Desember 2020.

Tanwir melibatkan seluruh pengurus Muhammadiyah dan 'Aisyiyah dari Sabang sampai Merauke. Lalu, perwakilan-perwakilan Muhammadiyah di 25 negara, rektor-rektor (PTMA) dan direktur-direktur (RSMA) seluruh Indonesia. "Yang secara total akan diikuti 1.000 peserta sidang Tanwir Muhammadiyah-'Aisyiyah," ujar Agung.

Tanwir akan mengangkat tema Hadapi Covid-19 dan Dampaknya: Beri Solusi untuk Negeri. Melalui Tanwir ini, Muhammadiyah menegaskan komitmen dalam mencari dan memberi solusi terbaik membantu negeri mengurai dan mengatasi Covid-19.

Sepanjang sejarah, Tanwir daring ini memang yang pertama dilakukan, tapi yang kedua pengunduran pelaksanaan Muktamar. Sebab, kata Agung, Muktamar pada 1983 baru dilaksanakan pada 1985 karena ada permasalahan azas tunggal Pancasila.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement