Sabtu 18 Jul 2020 05:55 WIB

Mahasiswa UMM Inisiasi Malang Drive-In Cinema

Program Drive-In Cinema dilakukan agar masyarakat tidak stress selama pandemi

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Sekelompok mahasiswa dari Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menginisiasi program Malang //Drive In Cinema//.
Foto: Humas UMM
Sekelompok mahasiswa dari Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menginisiasi program Malang //Drive In Cinema//.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sekelompok mahasiswa dari Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat Malang Drive In Cinema. Bioskop teater mobil ini diperuntukkan masyarakat yang kesulitan mencari hiburan di tengah pandemi Covid-19.

Drive-In Cinema merupakan bentuk struktur sinema yang terdiri atas layar film luar ruang yang besar, bilik proyeksi, dan area parkir yang luas untuk mobil. Salah satu lokasi pemutarannya di salah satu kafe di Kota Batu, pekan lalu. Pemutaran ini bekerja sama dengan unit kegiatan mahasiswa sinematografi Kine Klub UMM.

Maharesigana memutar film-film pilihan ajang lomba film dokumenter Eagle Awards dan dari Asosiasi Dokumenter Nusantara. "Siapapun dapat ikut menikmati film dari mobilnya masing-masing tanpa ada perasaan takut terpapar Covid-19," Ketua Maharesiaga, Rindya Ferry Indrawan melalui pesan resmi yang diterima Republika, Jumat (17/7).

Pria yang  disapa Indra ini menjelaskan, program Drive-In Cinema dilakukan agar masyarakat tidak stress selama pandemi Covid-19. Karya sinematografi yang dinilai bisa menjadi distraksi dari kecemasan di masa pandemi Covid-19 saat ini.

Saat ini, Indra tak menampik, Indonesia sudah menyatakan diri untuk menuju fase normalitas baru (new normal). Dalam hal ini, menonton karya sinematografi juga harus dibuatkan protokol kesehatan. Dengan demikian, karya sinematografi tidak berpotensi menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.

Indra yang juga sempat menjabat Direktur Malang Film Festival tahun 2012 dan 2013 ini mengatakan, terapi sinema juga digunakan seorang terapis di Atlanta, Tamekis William. Menurut Tamekis, kata Indra, film bisa membantu kliennya kembali terhubung dengan dirinya yang nyata. Kemudian menghilangkan hambatan seperti depresi dan kecemasan yang membuat mereka tidak bisa hidup sadar, sehat, serta bahagia.

Salah satu penonton, Milla mengaku senang dengan adanya Malang Drive-In Cinema. Ketegangan selama di rumah sakit bisa mengendur lantaran adanya alternatif hiburan. “Kangen nonton di bioskop, tapi bioskop masih tutup. Dibuka pun nggak berani, jantungnya ada solusi yang bisa mengobati kangen nonton bioskop,” kata tenaga kesehatan di RS UMM ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement