Jumat 17 Jul 2020 06:37 WIB

Iran tidak akan Pernah Berlutut di Hadapan AS

Iran terus mendapat tekanan kuat dari Amerika Serikat (AS)

Rep: IRNA/ Red: Elba Damhuri
Kapal tanker Iran di Venezuela yang melawan embargo Amerika Serikat (AS)
Foto: MINCI
Kapal tanker Iran di Venezuela yang melawan embargo Amerika Serikat (AS)

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Iran terus mendapat tekanan kuat dari Amerika Serikat (AS) terkait program nuklir dan politik kawasan yang tidak menguntungkan AS dan sekutu-sekutunya. Iran pun menegaskan sikapnya yang tidak akan pernah menyerah pada AS. 

Duta Besar Iran untuk Portugal Morteza Damanpak Jami mengatakan Iran telah telah menghadapi kebijakan tekanan maksimum AS dan tidak akan pernah berlutut di depan AS.

Dalam sebuah wawancara dengan Lusa News Agency, ia menambahkan perjanjian terkait kerja sama program nuklir (JCPOA) dapat dijalankan bahkan tanpa adanya AS. Jami beralasan pihak-pihak lain belum menarik diri dari perjanjian nuklir itu.

"Namun, jika AS kembali ke kesepakatan, Iran juga akan siap untuk bekerja sama untuk mengimplementasikannya," katanya, Kamis.

Memperhatikan bahwa JCPOA adalah simbol kemenangan negosiasi, utusan itu meyakinkan bahwa Iran tidak pernah menutup pintu diplomasi. Pemerintahan Hassan Rouhani percaya pada interaksi konstruktif dengan dunia.

"Masalah ini adalah pilar utama kebijakan luar negeri Iran dan Iran percaya, diperlukan interaksi positif dengan komunitas internasional dan JCPOA untuk membuktikan klaim itu," kata Damanpak Jami.

Mengingat ada tiga negara Eropa belum keluar dari kesepakatan secara resmi, ia mengatakan mereka tidak boleh menyerah pada perintah AS dan mempertahankan independensi mereka.

"Dalam keadaan saat ini, tidak ada ruang untuk pembicaraan dengan pemerintahan Trump yang telah menutup pintu diplomasi ke Iran dan mendorong kebijakan tekanan maksimumnya," kata Jami.

Duta Besar lebih lanjut mencatat bahwa Iran mengharapkan IAEA untuk tetap tidak memihak dan menghindari politisasi.

Pada Desember 2015, direktur jenderal IAEA saat itu merilis sebuah laporan yang menyatakan bahwa tidak ada masalah dari program nuklir Iran.

"Anggota IAEA seharusnya tidak mengindahkan tuduhan palsu, mereka harus bertindak berdasarkan dokumen teknis," kata Jami.

Duta Besar Iran mengatakan sanksi ini menjadi beban ganda pada ekonomi Iran selain dari pandemi virus corona. Keduanya telah menambah situasi kritis, karena rakyat Iran berada dalam kondisi yang sulit.

sumber : IRNA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement