Jumat 17 Jul 2020 01:48 WIB

Akamedisi: Fokus ke Sektor Pertanian-Perikanan Saat Pandemi

Pemerintah disarankan fokus ke sektor riil untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi.

Petani memanen padi menggunakan mesin potong padi modern di areal persawahan Desa Bulakpacing, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Kamis (16/7/2020). Kementerian Pertanian menargetkan luas tanam di musim tanam kedua (MT-II) tahun ini atau pada periode April-September 2020 bisa mencapai 5,6 juta hektare dan diperkirakan produksi beras yang dihasilkan bisa mencapai 12,5 juta hingga 15 juta ton.
Foto: ANTARA/Oky Lukmansyah
Petani memanen padi menggunakan mesin potong padi modern di areal persawahan Desa Bulakpacing, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Kamis (16/7/2020). Kementerian Pertanian menargetkan luas tanam di musim tanam kedua (MT-II) tahun ini atau pada periode April-September 2020 bisa mencapai 5,6 juta hektare dan diperkirakan produksi beras yang dihasilkan bisa mencapai 12,5 juta hingga 15 juta ton.

REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH -- Rektor Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Aceh, Prof Jasman J Ma’ruf menyarankan agar pemerintah memfokuskan sektor riil seperti pertanian dan perikanan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi di masa pandemi Covid-19.

“Solusi terbaik agar pertumbuhan ekonomi semakin lebih baik, yakni bagaimana caranya agar memproduktifkan lahan-lahan kosong yang selama ini menganggur, dengan meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Kedua sektor ini (pertanian dan perikanan) yang harus dibantu oleh pemerintah,” kata Prof Jasman J Ma’ruf di Meulaboh, Kamis (16/7).

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi di tanah air hanya bisa dilakukan di kedua sektor tersebut, karena selama ini sektor pertanian dan perikanan merupakan sektor yang sangat menjanjikan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, ketersediaan lapangan kerja yang luas, serta memacu kedaulatan pangan di Indonesia.

Ia juga berharap agar pemerintah harus memahamami dengan baik secara eksplisit (mendasar) sektor UMKM yang selama ini terkena dampak pandemi Covid-19, karena dampak yang ditimbulkan oleh pandemi telah menghambat segala aktvitas masyarakat.

Jika dilihat dari sektor kerusakan, memang bisnis jasa termasuk perhotelan dan pariwisata memang ikut terdampak dan hancur akibat pandemi ini, karena tidak adanya pergerakan masyarakat untuk beriwisata dan sektor jasa lainnya.

Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi tidak bergerak jika manusia tidak bergerak. Dengan demikian, tentunya ekonomi juga akan lesu.

Akan tetapi, jika pemerintah memfokuskan sektor riil dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi, maka ia yakin hal ini akan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat, sekaligus mewujudkan ketahanan pangan di tanah air.

“Selama ini profesi petani dan sektor perikanan tidak pernah kehilangan pekerjaan akibat pandemi, karena mereka terus melakukan kegiatan secara produktif,” katanya menambahkan.

Untuk itu, ia berharap agar sektor pertanian dan perikanan agar tetap menjadi fokus pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi, karena kedua sektor tersebut mampu menjadi sektor yang mampu mewujudkan kekuatan ekonomi di Indonesia.

Dengan adanya ketahanan pangan, Prof Jasman J Ma’ruf juga yakin maka ke depan tidak ada lagi impor bahan pangan dari luar negeri karena ketersediaan bahan pangan di dalam negeri sudah berlimpah.

“Mari kita gerakkan kembali ke sektor riil. Tanah kita sangat luas, mari ajak siapa pun agar agar pangan kita menjadi semakin berdaulat,” imbau Prof Jasman J Ma’ruf.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement