Kamis 16 Jul 2020 20:46 WIB

Menlu Retno Ajak Dunia Terus Bersatu Tolak Aneksasi Israel

Penolakan terhadap rencana aneksasi Israel atas Tepi Barat harus terus dilanjutkan

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nur Aini
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi
Foto: Kementerian Luar Negeri RI
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengajak masyarakat internasional untuk terus menunjukkan kesatuan dalam melakukan penolakan secara kolektif terhadap rencana aneksasi Israel di wilayah Tepi Barat, Palestina.

"Ini harus kita terus lanjutkan," kata Retno dalam agenda webinar internasional bertajuk 'Stop Israel's Imperialism' yang digelar Majelis Ulama Indonesia pada Kamis (16/7).

Baca Juga

Retno juga menyampaikan, PBB melalui beberapa organnya seperti Dewan Keamanan, Majelis Umum, dan Dewan HAM serta Mahkamah Pengadilan Internasional, harus bisa bertindak untuk mempertahankan tatanan dan norma internasional yang telah dibangun secara susah payah sejak berakhirnya perang dunia ke-2.

"Yang diperlukan saat ini adalah political will masyarakat internasional untuk menjalankan semua resolusi PBB dan parameter internasional secara konsisten. Ini yang akan terus Indonesia lakukan bersama masyarakat internasional," tutur dia.

Komunitas internasional, kata Retno, harus juga memberikan perhatian khusus bagi Palestina dalam menghadapi pandemi Covid-19 khususnya pengungsi Palestina selama pandemi terjadi. Terlebih, krisis finansial di tengah pandemi Covid-19 tengah dialami Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, UNRWA.

"Dua pekan lalu saya bicara dengan Komisaris Jenderal UNRWA yaitu Filippe Lazarini, beliau menjelaskan tentang situasi krisis finansial yang dialami lembaga PBB tersebut. Hal ini akan mengganggu pemberian bantuan kemanusiaan bagi 5,5 juta pengungsi Palesitna yang sangat membutuhkan," katanya.

Oleh karenanya, dalam kesempatan itu Retno menyampaikan Indonesia telah menyampaikan komitmen bantuan baik kepada pemerintah Palestina, maupun kepada UNRWA masing-masing sebesar 1 juta doalr AS dan 500 ribu dolar AS melalui Komite Palang Merah Internasional (ICRC).

"Pemerintah Indonesia juga meningkatkan kontribusi rutin untnuk pengungsi Palestina melalui UNRWA. Dengan begitu Indonesia tidak saja memberikan dukungan politik tetapi juga dukungan keuangan dan dukungan dalam bentuk lain termasuk pemberian capacitly building kepada saudara-saudara kita," ucapnya.

Selain kontribusi itu, Retno menambahkan, lebih dari 1 dekade lalu Indonesia telah memberikan bantuan pengembangan kapasitas. Indonesia telah melaksanakan sebanyak 170 jenis pelatihan kepada lebih dari 2.000 masyarakat Palestina di berbagai macam bidang. Misalnya pertanian, diplomatik, kesehatan pariwisata, pemberdayaan perempuan, perindustrian, demokrasi, dan tata kelola pemerintahan.

"Terkait dengan kemandirian ekonomi, Indonesia juga telah mengeluarkan kebijakan bebas pajak sebesar nol persen bagi dua produk unggulan Palestina, yaitu kurma dan buah zaitun," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement