Kamis 16 Jul 2020 21:19 WIB

Cirebon Siap Jadi Transit Jamaah Umroh Keberangkatan BIJB

Sarana di Cirebon siap menerima para tamu Allah yang akan umroh.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Cirebon Siap Jadi Transit Jamaah Umroh Keberangkatan BIJB. Foto: Petugas melintas di area kedatangan di Bandara Internasional Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Selasa (24/3/2020).
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Cirebon Siap Jadi Transit Jamaah Umroh Keberangkatan BIJB. Foto: Petugas melintas di area kedatangan di Bandara Internasional Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Selasa (24/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kota Cirebon siap menjadi tempat transit jamaah umroh yang akan berangkat dari Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Sarana dan prasarana yang dimiliki Kota Cirebon sangat siap untuk menerima para tamu Allah yang akan menunaikan ibadah umroh di Mekah.

Kesiapan tersebut diungkapkan Wakil Wali kota Cirebon, Eti Herawati, usai membuka Kegiatan Dialog Silaturahim dan Diskusi FKS Patuh Jabar, di Kota Cirebon, Kamis (16/7). Kegiatan itu mengusung tema persiapan penyelenggaraan umroh 1442 H Optimalisasi Bandara Kertajati Jabar dan Akreditasi BPW badan perjalanan wisata menjadi PPIU travel yang sudah berizin dari Kemenag.

Baca Juga

‘’Kami memiliki 100 hotel dengan infrastruktur dan sarana yang sudah sangat memadai,’’ kata Eti.

Eti pun menyampaikan terima kasih kepada forum komunikasi travel yang telah menyelenggarakan kegiatan mereka di Kota Cirebon. Dia pun mendukung keberangkatan jamaah umroh asal Jawa Barat dan sekitarnya dari BIJB karena bisa memberikan dampak untuk Kota Cirebon.

Eti mengakui, saat ini keberangkatan umroh terhambat pandemi Covid-19.  Namun, persiapan sejak dini perlu dilakukan agar mereka sudah siap jika ibadah umroh nantinya dibuka kembali.

Sementara itu, Ketua Pelaksana sekaligus Kepala Cabang Garis Lurus Travel Cirebon, Rahadian Fadel Amar, menjelaskan, sejak Februari 2020 hingga saat ini, tercatat sudah ada 126.079 orang jamaah umroh asal Jabar yang terdampak Covid-19.

‘’Sejak ditutup, kami tidak pernah lagi membuka pendaftaran untuk jamaah umroh baru,’’ terang Rahadian.

Rahadian mengatakan, meski pelaksanaan umroh masih ditutup, namun pihaknya tetap melakukan persiapan jika nanti ibadah umroh dibuka kembali. Salah satu persiapannya adalah dengan menyelenggarakan kegiatan tersebut.

Selain itu, mereka juga mendorong agar travel yang menyelenggarakan umroh dan haji semuanya memiliki izin dan legalitas. Dengan demikian, tidak lagi ditemukan adanya jamaah yang terlantar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement