Kamis 16 Jul 2020 17:05 WIB

102 Pesawat Menganggur di Bandara Soekarno-Hatta

102 pesawat di Bandara Soekarno Hatta tidak beroperasi akibat pandemi Covid-19.

Pesawat Garuda Indonesia dan beberapa maskapai lainnya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Foto: Republika TV/Wisnu Aji Prasetiyo
Pesawat Garuda Indonesia dan beberapa maskapai lainnya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 102 pesawat menganggur atau hanya terparkir di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Di antaranya diakibatkan pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak Maret lalu.

“Di Bandara Internasional Soekarno-Hatta saja, ada 102 pesawat yang di-grounded (tidak dioperasikan),” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin dalam diskusi daring yang bertajuk “Bisnis Bandara Mulai Take Off” di Jakarta, Kamis (16/7).

Awaluddin menuturkan tidak dioperasikannya armada pesawat tersebut karena berbagai latar belakang, mulai dari merosotnya permintaan, perlu perawatan (maintenance) pesawat, serta persoalan dengan mitra masing-masing maskapai.

“Maskapai belum menerbangkan dengan segala latar belakang, demand (permintaan) belum (meningkat), perlu maintenance, ada persoalan mitranya,” katanya.

Ia menilai apabila pesawat-pesawat tersebut kembali dioperasikan seiring dengan normal baru atau menurunnya kurva Covid-19, bukan hanya pergerakan penumpang yang bergerak naik, melainkan juga kargo mengingat pengangkutan kargo mengikuti pesawat penumpang, yakni diangkut di perut pesawat (aircraft belly).

“Kalau itu bisa bergerak cepat, kargo tadi juga ikut. sebagian besar kargo menumpang di armada pesawat penumpang. Di Indonesia belum banyak freighter kargo di udara,” katanya.

Berbeda halnya dengan transportasi laut, menurut dia, yang lebih banyak bergerak di pengangkutan barang dibanding penumpang.

“Sekarang masih sangat tinggi ketergantungan trafik manusia. Laut itu trafiknya kargo. Angkutan udara orang yang lebih memilih karena nyaman, cepat, mobilisasi begitu besar,” katanya.

Berdasarkan data AP II, pada 7 Mei – 7 Juni 2020 volume angkutan kargo di 19 bandara perseroan diperkirakan sekitar 34 juta kilogram, di mana khusus Bandara Internasional Soekarno-Hatta mencapai 27 juta kilogram.

AP II saat ini memiliki dua perusahaan afiliasi yang bergerak di bisnis kargo: PT Angkasa Pura Kargo (kepemilikan saham 99,99 persen) dan PT Gapura Angkasa (kepemilikan mayoritas 46,26 persen).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement